REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD RI Irman Gusman menyatakan sistem demokrasi di Indonesia belum sempurna dan masih harus diperbaiki. Demokrasi saat ini hanya berkutat pada demokrasi prosedural bukan demokrasi yang substantif.
"Sistem demokrasi di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata berdasarkan ranking kualitas demokrasi di dunia. Makanya secara kualitas demokrasi Indonesia masih 'cacat' karena praktiknya belum full democracy," kata Irman dalam Acara Lecture Series on Leadership in Politics di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (3/9).
Irman mengungkapkan peringkat Demokrasi di Indonesia berdasarkan Global Democracy Index 2013 berada pada peringkat (53). Peringkat tersebut tersebut dibawah Australia yang berada di peringkat (6), Inggris (16), Korea Selatan (20), Jepang (22), Israel (37), India (38), Timor Leste (43), dan Brasil (44).
Menurut Irman, kualitas demokrasi Indonesia masih rendah karena lemahnya kualitas lima alat ukur utama, yakni pemilihan umum (pemilu), pluralisme, kebebasan sipil, fungsi pemerintahan (birokrasi), partisipasi politik dan budaya politik.
"Rendahnya kualitas variabel tersebut menyebabkan penyelenggaraan demokrasi masih jauh dari harapan reformasi 1998," ujarnya.
Irman mengatakan sebagai negara yang telah memilih demokrasi, rakyat Indonesia tentu berharap demokrasi membawa perubahan bagi peningkatan kemandirian, kemajuan, keadilan, dan kemakmuran. "Harapan tersebut wajar karena demokrasi merupakan media untuk melakukan perubahan yang lebih baik," katanya.