Senin 02 Sep 2013 20:16 WIB

Yogyakarta Alami Inflasi 0,87 Persen

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Djibril Muhammad
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Inflasi di Kota Yogyakarta pada Agustus 2013 telah mencapai 0,87 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY, Wien Kusdiatmono, mengatakan pada Agustus terjadi kenaikan pada semua kelompok pengeluaran seperti kelompok bahan makanan yang naik hingga 1,80 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang naik hingga 0,92 persen.

Sementara itu, untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,45 persen. Wien mengatakan inflasi tersebut disebabkan hari raya Iedul Fitri yang jatuh pada Agustus serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

"Dua hal tersebut telah menjadi faktor utama pendongkrak laju inflasi pada Agustus baik di level nasional maupun di Kota Yogyakarta," katanya menjelaskan.

Wien menambahkan inflasi tersebut juga dipengaruhi oleh tarif listrik serta harga bawang merah, sate, emas dan perhiasan, serta harga bahan makanan.

"Kenaikan harga beberapa komoditi dari kelompok bahan makanan seperti bawang merah, jeruk, daging sapi, ikan keranjang, dan daging ayam ras sangat berperan dalam mendorong terjadinya inflasi di Kota Yogyakarta," katanya menambahkan.

Tercatat, tarif listrik mengalami kenaikan harga hingga 4,29 persen dan mendorong inflasi sebesar 0,11 persen. Sedangkan, bawang merah naik hingga 13,30 persen dan mendorong inflasi sebesar 0,09 persen dan emas perhiasan naik 5,06 persen yang mendorong inflasi sebesar 0,07 persen.

Sementara itu, komoditas yang justru mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi seperti bawang putih yang mengalami penurunan hingga 23,41 persen.

Menurut Wien, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di Agustus tidak berdampak tinggi pada inflasi.

Ia melanjutkan, dengan inflasi yang meningkat, angka indeks di Kota Yogyakarta juga meningkat, yakni sebesar 144,58 persen dibandingkan pada Juli lalu yang mencapai 143,33.

Ia menambahkan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong yang mencapai 6,47 persen yang diikuti oleh Kota Ambon, Ternate, dan Bima. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,15 persen yang diikuti Kota Kupang, Lhokseumawe, dan Pematang Siantar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement