Senin 02 Sep 2013 19:22 WIB

Kedelai Mahal Seharusnya Jadi Pelajaran

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Harga kedelai yang naik tiga tahun belakangan dinilai Rektor IPB seharusnya menjadi pelajaran. Itu merupakan sinyal untuk lebih memerhatikan pertaninan agar terulang lagi.

"Tempe tahu itu sumber protein warga bangsa ini. Kita ingin sumber nutrisi masyarakat tidak kesulitan untuk didapat," kata Rektor IPB, Prof. Dr. Ir.

Herry Suhardiyanto, M.Sc  dalam acara IPB Day di Gymansium Kampus IPB Darmaga, Selasa (2/9). Herry mengatakan tidak masalah kalau harga kedelai naik tapi petani menikmati kenaikan harganya.

Hanya saja, ia menyayangkan kurangnya konsistensi di bidang pertanian. "Kalau begini, bangsa kita hanya akan jadi pangsa pasar orang lain," ungkap Herry.

Demo pengusaha tahu tempe juga dianggapnya wajar. Masyarakat harus paham ada komponen bangsa yang butuh dan bergantung pada kedelai. Ia meminta pemerintah tak hanya memerhatikan pendapatan pegawai negeri, tapi juga kesejahteraan petani.

IPB sendiri sudah memiliki teknologi budidaya kedelai untuk wilayah pasang surut. Teknologi penanaman kedelai bernama budidaya jenuh air (BJA) itu telah dilakukan pada skala pertanian desa di Kabupaten Banyuasin, Sumater Selatan sejak 2009.

Selama ini lahan pasang surut tidak diperhitungkan untuk pertanian. Jika lahan pertanian diplot peruntukannya, Herey meyakini tidak ada konflik penanaman berbagai komoditas.

"Sudah puluhan hektar lahan masyarakat yang mau menanam dengan teknologi ini. Hasilnya bagus sehingga petani yang melihat jadi tertarik. Target IPB ada 1000 hektar lahan di Kabupaten Banyuasin yang menggunakan teknologi BJA," tutur Herry.

Dalam IPB Day yang merupakan rangkian Dies Natalis IPB ke 50 itu, Herry berharap pertanian dapat jadi dasar pengambilan kebijakan pembangunan. Jika pemegang kebijakan berkomitmen dengan hal sistem pertanian lokal akan kuat.

Dalam acara itu digelar pula makan siang dengan menu 300 tumpeng dengan lauk tahu tempe. Acara makan bersama yang melibatkan semua komponen kampus merupakan bentuk kebersamaan dan rasa syukur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement