Ahad 01 Sep 2013 19:15 WIB

Pesan 234 Unit Pesawat Airbus, Jeffrie: Rusdi Kirana Harumkan Nama Indonesia

Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana melambaikan tangan sebelum mengikuti sesi pra konvensi dengan anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (29/8).
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana melambaikan tangan sebelum mengikuti sesi pra konvensi dengan anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana menjadi perbincangan belakangan ini. Secara mengejutkan pengusaha sukses itu memenuhi undangan Komite Konvensi Partai Demokrat pada Kamis (29/) malam lalu.

Menurut Jeffrie Geovanie, Founder The Indonesian Institute, Rusdi Kirana telah mengharumkan Indonesia di mata dunia. Berkat gebrakan Rusdi Kirana, kata dia, persepsi orang Eropa terhadap Indonesia telah berubah..

"Belum lama ini, saat berkunjung ke Peancis, di sebuah kafe kecil saya sempat berbincang-bincang dengan seorang warga negara Indonesia (WNI) yang sudah lama tinggal di Paris. Menurut pengakuannya, selama ini keberadaan WNI dianggap bukan siapa-siapa di Perancis, tapi sejak ada maskapai penerbangan Indonesia (tanpa menyebut nama) memesan 234 Airbus, WNI menjadi sangat dihargai. Nama Indonesia menjadi harum," ungkap Jeffrie, Ahad (1/9).

Maskapai Lion Air pada 18 Maret 2013 lalu telah menyepakati pemesanan 234 Airbus yang terdiri dari 109 unit jenis A230, 65 unit jenis A320, dan 60 unit jenis A321. Nilainya mencapai 18,4 miliar Euro atau setara  Rp 230 triliun. Ini merupakan pemesanan terbesar sepanjang sejarah Airbus.

Jeffrie menilai, mungkin karena nilainya yang sedemikian besar, penandatanganan kesepakatan pemesanan itu dilakukan di Istana Kepresidenan Champ Elysee, di pusat kota Paris. Sesuatu yang tidak lazim dilakukan.

Selain disaksikan sejumlah wartawan lokal dan internasional, hadir dan memberikan sambutan Duta Besar Indonesia untuk Perancis, Rezlan Ishar Jenie, Chief Executive Officer (CEO)  Airbus, Fabrice Bregier, dan Presiden Perancis, Francois Hollande.

Dalam sambutannya Hollande mengatakan bahwa kesepakatan Lion Air dengan Airbus merupakan kerjasama bersejarah antara perusahaan besar Eropa dengan maskapai penerbangan utama Asia. Tak lupa, Hollande, juga Bregier, menyampaikan terima kasih.

Lion Air dinilai ikut membantu perekonomian Perancis yang tengah dilanda krisis. Karena pemesanan itu, setidaknya mampu mengamankan 5000 pekerja selama 10 tahun ke depan.

Selain memecahkan rekor pemesanan Airbus, sambung Jeffrie, maskapai yang mengedepankan tagline “We Make People Fly” juga pernah memecahkan rekor pembelian 230 unit pesawat Boeing senilai 21,7 miliar dolar AS atau setara 195 triliun rupiah.

Penandatangan kesepakatan dilakukan 18 November 2011 di Bali dengan disaksikan Presiden AS, Barack Obama di sela-sela kesibukan acara konferensi tingkat tinggi negara-negara kerjasama ekonomi Asia Pasifik (KTT-APEC).

"Pemesanan terbesar Boeing sebelumnya juga dilakukan oleh Lion Air pada 2007 dengan 178 pesawat yang akan diselesaikan hingga tahun 2017. Dengan demikian, jika dijumlahkan, Lion Air telah membeli 408 pesawat Boeing yang akan dirampungkan hingga tahun 2025," tandas Jeffrie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement