Ahad 01 Sep 2013 16:07 WIB

Ini Solusi Atasi Krisis Pangan Nasional Menurut Kemnakertrans

Rep: Fenny Melisa/ Red: Nidia Zuraya
Krisis Pangan (ilustrasi)
Foto: setkab.go.id
Krisis Pangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Program transmigrasi dianggap dapat menjadi solusi krisis pangan di Indonesia. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan pengembangan sentra produksi pangan  di kawasan transmigrasi dapat meningkatkan kontribusi transmigrasi bagi produksi pangan nasional sekaligus sebagai upaya distribusi pangan ke berbagai wilayah Indonesia.

"Program transmigrasi bukan hanya sebagai motor penggerak ekonomi pedesaan, tapi juga sebagai penopang ketersediaan pangan bangsa," ujar Muhaimin dalam keterangan persnya di Jakarta, Ahad (1/9).

Muhaimin menjamin selagi ada pengembangan kawasan transmigran di daerah baru, maka Indonesia tidak akan kekurangan pangan. Karena menurutnya para transmigran akan bekerja produktif sehingga dapat menggerakkan sektor riil.  "Yang membuka lahan baru itu pasti produktif dan bekerja keras," kata dia.

Menurut Muhaimin Indonesia harus bersyukur ditakdirkan memiliki luas wilayah dan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Akan tetapi, saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan krisis pangan karena hampir sebagian besar komoditas utama diimpor dari luar negeri. "Memalukan negara besar seperti kita harus impor pangan. Saya yakin jika transmigran diperhatikan dengan baik maka Indonesia bisa stop impor," ujarnya.

 

Oleh karena itu, lanjut Muhaimin, kawasan transmigrasi yang tersebar di berbagai daerah harus bertransformasi menjadi lumbung pangan nasional untuk dapat mengurangi ketergantungan impor dari negara lain dan mewujudkan ketahanan pangan nasional.

 

Ia juga mengungkapkan selama ini Kemnakertrans telah berupaya memanfaatkan pembukaan lahan baru bagi transmigrasi di berbagai daerah agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk penyediaan lahan pertanian.  Keterbatasan lahan di Pulau Jawa, kata dia, diantisipasi dengan  memanfaatkan ketersediaan lahan di daerah transmigrasi, yang membentang dari wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

 

“Kita juga ingin menjadikan kawasan transmigrasi menjadi lumbung padi dan pangan bukan hanya nasional tapi juga dunia. Walaupun Pulau Jawa tak tersedia lagi tambahan tanah pertanian, tapi di berbagai tempat luar Jawa yaitu di kawasan transmigrasi masih banyak terdapat lahan untuk pertanian,” tuturnya.

          

Muhaimin mengungkapkan saat ini tercatat 103 permukiman transmigrasi yang telah berkembang menjadi kabupaten/kota, 382 berkembang menjadi kecamatan, dan 1.183 pemukiman transmigrasi yang menjadi  desa definitif. Disamping itu, kurang lebih 37 kawasan transmigrasi telah berkembang menjadi sentra produksi pangan yang telah memberikan kontribusi terhadap produksi beras nasional sebanyak kurang lebih 8,4 juta ton pada tahun 2012.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement