Ahad 01 Sep 2013 14:56 WIB

28 Desa Di Lebak Terancam Krisis Air

kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyebutkan, sebanyak 28 desa di daerah tersebut mulai terancam krisis air bersih akibat tibanya musim kemarau. "Kami terus berkoordinasi dengan PDAM setempat untuk memasok air bersih ke lokasi-lokasi kekeringan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak, Muklis di Rangkasbitung, Ahad (1/9).

Menurut dia, dari 28 desa tersebut tersebar di lima kecamatan antara lain Kecamatan Wanasalam, Sajira, Cipanas, Cilograng dan Cimarga. Mereka warga yang mengalami kesulitan air bersih setelah air sumur bawah tanah, sumber mata air dan jut pump mulai kekeringan. "Saya kira kekeringan itu akibat beberapa pekan tidak turun hujan," katanya.

Muklis mengatakan, pihaknya menjalin koordinasi dengan PDAM Kabupaten Lebak untuk mendistribusikan pasokan air bersih melalui tanki. Saat ini, pemerintah daerah akan membantu kendaraan tanki untuk memasok air bersih. "Kami berusaha untuk membantu masyarakat yang dilanda kesulitan air bersih itu," katanya.

Ia menyebutkan, masyarakat yang tinggal di daerah rawan kesulitan air bersih kini menggunakan air sungai untuk keperluan konsumsi, mandi, cuci dan kakus. Padahal, air sungai sangat berpotensi terhadap serangan penyakit menular, seperti diare. "Kami meminta masyarakat agar memasak air sungai dengan mendidih guna mencegah penyakit menular," katanya.

Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Cimarga mengatakan bahwa mereka kini mulai mengambil air bersih ke Sungai Cisimeut untuk kebutuhan MCK. Sebab air di sumur-sumur dan jet pump mulai kekeringan, sehingga warga memanfaatkan air sungai tersebut. "Kami sudah biasa menggunakan air sungai jika kesulitan air bersih akibat musim kemarau panjang itu," kata Maman, warga Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement