REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Personel yang dimiliki Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi masih sangat minim. Hingga saat ini, Damkar Kota Cimahi hanya memiliki 36 personel saja.
Kepala UPTD Damkar Kota Cimahi Uus Supriyadi mengatakan, secara ieal Kota Cimahi yang memiliki wilayah cukup luas ini, membutuhkan sebanyak 50-60 personel. "Setidaknya, idealnya berjumlah dua kali lipat dari yang ada saat ini," kata Uus, Ahad (1/9), di Cimahi.
Ia menerangkan, pihaknya memang membutuhkan tambahan personel yang cukup untuk mengatasi peristiwa kebakaran. Sebab, bencana kebakaran dapat terjadi kapan saja dan keberadaan jumlah personel Damkar yang tak sampai 40 orang tersebut, sangat berbanding jauh dengan luas Kota Cimahi.
Uus menerangkan, meski statusnya belum tergolong ke dalam wilayah rentan terjadi kebakaran, namun tetap saja peristiwa beraksinya si jago merah perlu mendapat perhatian khusus. "Jumlah personel Damkar memang perlu ditambah. Mengingat intensitas bencana kebakaran cukup tinggi," katanya.
Ia menyebutkan, setidaknya dalam dua bulan terakhir saja di 2013 ini, sudah terjadi tujuh peristiwa kebakaran di Cimahi. "Kalau personil tidak ditambah, bagaimana mungkin kami bisa maksimal dalam penanganan kebakaran yang selama ini terjadi," ujarnya.
Uus mengungkapkan, minimnya SDM UPTD Damkar di tempat dirinya bertugas, bukan tak pernah disinggung. UPTD Damkar Cimahi pernah meminta sejumlah SDM kepada Badan Kepegawaian Daerah, untuk bergabung di dalamnya.
Dengan jumlah personel yang tersedia saat ini, setidaknya sehari-hari bersiaga sebanyak tiga regu personil Damkar di Kota Cimahi. "Kami di sini, satu regu terdiri dari 11-12 orang. Jika semuanya turun, maka yang piket berjaga di kantor, kosong," paparnya.
Tak hanya terkait minimnya SDM, UPTD Damkar Kota Cimahi rupanya masih memiliki sejumlah kekurangan lainnya. Hal ini terutama, menitikberatkan pada sisi kelengkapan dan perlatan regu pemadam kebakaran. Uus mengatakan, pihaknya pun masih belum memiliki tangga hidraulik.
Ia menjelaskan, dengan semakin berkembangnya perekonomian dan kehidupan masyarakat Cimahi, titik-titik ekonomi pun turut bertumbuh.
Tak hanya pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan hunian dengan bangunan bertingkatnya pun mulai bertambah di kota industri ini. "Kan sudah ada (apartemen), rusunawa. Ini juga nanti, sedang dibangun hotel," ujarnya
Sementara di lain hal, demi mengatasi kekurangan personil Damkar tersebut, Uus terus mengimbau kepada warga Cimahi untuk selalu bersikap waspada guna mengantisipasi timbulnya bencana kebakaran.
Sebab, sejumlah peristiwa kebakaran, baik yang terjadi di permukiman ataupun yang menyasar pada lahan kering, kerap terjadi akibat kelalaian manusia.
"Setiap lima rumah yang terletak berdempet, harus punya satu alat pemadam api ringan (APAR) besar atau luas daerah dengan 10 kali 10 meter harus sedia satu apar," katanya.
Ia menambahkan, sedangkan bila ruangannya besar, seperti bangunan dengan gedung bertingkat, maka harus tersedia sprinkle dan hidran.