REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta "RS Jogja" melakukan terobosan baru di bidang pelayanan. RS Daerah milik Pemkot Yogyakarta ini kini dilengkapi dengan layanan bedah laparoskopi. Menurut Plt Direktur Umum RS Jogja, Agus Sudrajat, layanan ini diperuntukkan bagi seluruh masyarakat bagi pemegang jaminan kesehatan daerah maupun bukan.
"Kami tidak membedakan pasien Jamkesda, Jamkesmas maupun pasien umum. Semua dapat menggunakan layanan ini," ujarnya, Jumat, (30/8).
Menurut dia, peralatan bedah laparaskopi dibeli seharga Rp 500 juta pada Oktober 2012 lalu. Hanya saja, pihaknya harus menyiapkan berbagai sarana serta sumber daya manusia sehingga baru dapat dioperasionalkan pada tahun ini.
Dokter bedah RS Jogja, Yunada mengatakan bedah laparoskopi merupakan metode bedah menggunakan alat kamera untuk menjangkau organ tubuh. Oleh karena itu, sayatan pada organ tubuh cukup selebar 1-2 centimeter. Berbeda dengan bedah konvensional yang hingga 10 centimeter. "Keuntungannya adalah mengurangi rasa nyeri serta memperpendek masa opname," tegasnya.
Yunada mencontohkan, untuk operasi batu empedu yang biasanya harus opname selama satu minggu namun dengan layanan bedah laparaskopi masa opname hanya tiga hari.
Pendapat senada diungkapkan dokter bedah RS Jogja lainnya, Feri Yulianto. Menurutnya , selain operasi batu empedu, bedah laparaskopi juga dapat digunakan untuk operasi hernia tertentu, kelenjar gondok, usus buntu maupun mengurangi berat badan.
Terkait dengan biaya yang dibutuhkan, bedah laparaskopi di RS Jogja juga jauh lebih murah. Misal di rumah sakit swasta membutuhkan kisaran Rp 10 juta, namun di RS Jogja hanya Rp 3 juta.
Pembiayaan RS Jogja mengacu pada peraturan walikota sehingga memiliki batas maksimal. "Itu untuk biaya pelayanan medis. Jika total hingga administrasi keuangan lainnya, maksimal sekitar Rp 5 juta," terangnya.