REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, Indonesia harus belajar menjadi bangsa yang hemat dan efisien. Terlebih lagi menyangkut soal kebutuhan pangan, energi, dan air. Karena dengan cara itu, masa depan Indonesia akan semangat.
“Ketika ingin meningkatkan produksi pangan dan energi, maka bangsa ini harus belajar menjadi bangsa yang hemat dan efisien, bukan rakus dan boros,” katanya saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-18 Tahun 2013 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (29/8).
Ia menjelaskan penduduk dunia akan mencapai 9 miliar kurang dari 30 tahun dari sekarang. Dengan penduduk yang sebanyak itu, maka tambahan pangan dan energi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai 70 persen lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat ini.
Tak hanya jumlah penduduk yang akan membludak, krisis ekonomi yang terjadi saat ini salah satu pemicunya tak lain harga pangan serta energi. Ia mengatakan saat ini stabilisasi harga pangan tidak semudah dulu. Sebab, harga pangan dunia pun sedang tidak menentu yang dipicu melambungnya harga minyak.
Belum lagi jumlah penduduk menengah yang ikut naik dan mempengaruhi konsumsi pangan. “Solusi yang diperlukan Indonesia untuk mengatasi keadaan ini jangka menengah dan jangka panjang adalah inovasi dan teknologi di bidang pangan. Kita harus meningkatkan kecukupan dan produktivitas pangan nasional dan juga meningkatkan energi, termasuk mencari energi terbarukan,” katanya.