REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menurunkan target pertumbuhan ekonomi dari yang semula berkisar antara 6,8 hingga tujuh persen, menjadi 6,3 persen.
"Penurunan target dilakukan karena pada realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan I hanya sebesar 6,5 persen," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat Paripurna DPRD DKI di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).
Target tersebut, sambung Jokowi, juga disesuaikan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan DKI Tahun Anggaran (TA) 2013. "Kondisi ini terjadi karena rupiah sedang melemah. Selain itu, diperkirakan Jakarta masih akan terkena dampak krisis keuangan global yang terjadi di Eropa, sehingga berpengaruh terhadap Asia, termasuk Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, selain target pertumbuhan ekonomi, Pemprov DKI juga melakukan penyesuaian angka inflasi di ibukota, yakni dari semula diproyeksikan 5,0 hingga 6,0 persen, kini menjadi 6,0 hingga 7,0 persen.
Sementara itu, terkait APBD Perubahan DKI 2013, Jokowi menuturkan kali ini tidak terjadi perubahan yang terlalu besar pada nilai anggaran tersebut.
"Dalam APBD Perubahan kali ini, perubahan nilai anggarannya tidak terlalu besar, yakni dari semula Rp49,97 triliun menjadi Rp50,06 triliun, atau hanya meningkat sebanyak Rp89,58 miliar atau 0,18 persen," ungkap Jokowi.
Gubernur menambahkan dalam APBD Perubahan DKI 2013 yang diajukan, Belanja Daerah juga bertambah dari Rp45,57 triliun menjadi Rp46,66 triliun. Sedangkan, Pendapatan Daerah mengalami penurunan dari Rp41,52 triliun menjadi Rp40,60 triliun.
Selanjutnya, Penerimaan Pembiayaan bertambah dari Rp8,45 triliun menjadi Rp9,46 triliun, sementara untuk Pengeluaran Pembiayaan berkurang dari Rp4,40 triliun menjadi Rp3,40 triliun.