REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin bersama beberapa tokoh tengah berjuang mengembalikan Blok Mahakam ke perusahaan nasional.
Untuk mewujudkan cita-cita mulia itu Kamis (29/8) besok dia akan menemui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik guna membicarakan perpanjangan kontrak Blok Mahakam. Din dan beberapa tokoh akan meminta Jero agar kontrak Total tidak diperpanjang.
Din menegaskan, perpanjangan kontrak Total di Blok Mahakam merugikan Indonesia. "Kita sanggup mengelola blok tersebut sendiri," kata dia pada acara Kembalikan Blok Mahakam kepada Anak Bangsa, di Jakarta, Rabu (28/8).
Menurut Din, Total sudah terlalu lama diberikan kesempatan untuk mengelola Blok Mahakam. Pada 2017 saat kontrak Total selesai, harus dialihkan pengelolaannya kepada perusahaan nasional.
Dia menceritakan beberapa kali bertemu dengan bos Total. Pertama, kata dia, saat di Spanyol ketika sedang mengikuti acara di sana. "Bos Total tiba-tiba mengatakan tak berkaitan dengan Israel," katanya menjelaskan.
Lalu, ditemui lagi di Indonesia, CEO Total mengatakan akan membangun sekolah dan fasilitas lainnya di Kalimantan. Din mengatakan, pada saat itu dia menjawab Total sudah cukup lama menggeluti Blok Mahakam dan harus berhenti pada 2017.
Din berpandangan, Indonesia nanpu dan siap menghasilkan yang terbaik untuk negeri ini dari Blok Mahakam. Oleh sebab itu harus dibuang jauh-jauh anggapan Indonesia tidak memiliki modal dan tidak siap mengelolanya. "Itu keliru besar dan yang percaya memiliki mental terjajah," ujar dia.
Dia juga bertemu dengan bos Total di lain kesempatan. Beda dengan sebelumnya di mana mereka menawarkan sekolah dan bukan antek Israel. Saat bertemu terakhir, kata Din, petinggi Total itu malah mengancam mau hengkang. Din menyambut ancaman Total tersebut dengan menjawab "That's good for us."