Rabu 28 Aug 2013 16:14 WIB

Panitia Miss World 2013 Pernah Minta MUI Jadi Penasihat

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: A.Syalaby Ichsan
MUI
Foto: ROL/Fian
MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beragam pro dan kontra dalam penyelenggaraan Miss World terus bergulir. Penolakan, terutama dari para ulama, terus disuarakan.

Akhirnya, panitia penyelenggara ajang ini, yaitu dari pihak MNC dan RCTI selaku official broadcaster pun angkat bicara.

Adji S Soeratmadji, dari corporate secretary division RCTI, menyatakan, pihaknya telah berbaik hati menocoba merangkul para ulama ini, jauh sebelum Miss World digelar.

Secara resmi, pihaknya telah mengirimkan surat kepada MUI Pusat dan MUI Jawa Timur, meminta waktu untuk bertemu agar bisa menjabarkan sisi-sisi positif dari Miss World ini.

“Namun mereka tidak mau, jawaban mereka katanya tidak ada korelasinya dengan mereka,” ujarnya saat bertandang ke Kantor Republika, di Jakarta, Rabu (28/8).

Tak menyerah, ia pun melayangkan satu surat resmi sekali lagi, yang meminta MUI agar menjadi pembina dan penasehat dalam ajang ini. “Surat tersebut tidak dibalas justru malah MUI membuat konferensi pers yang menyatakan penolakan pada Miss World,” jelasnya. 

Ia mengakui pihaknya terhenyak dengan adanya konferensi pers tersebut. Pihaknya pun kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan ia mengaku beberapa dari petinggi MUI mengaku tidak tahu mengenai sikap penolakan tersebut.

“MUI yang membuat konferensi pers tersebut berkata, isu ini baru akan dibawa ke rapat pleno MUI, jadi tidak semua ketua MUI menolak, mungkin ada beberapa yang tidak menyukainya,” ujarnya.

Setelah itu, pihaknya ditempa masalah lain, yaitu panitia Miss World difitnah, dituduh menyuap MUI dan ormas-ormas Islam lain agar menyetujui ajang yang akan digelar di Bali bulan depan ini.

“Itu sama sekali tidak benar, tidak ada suap-suapan, ke ormas Islam kami bertemu dengan baik-baik dan menjelaskan perbedaaan Miss world dengan kontes kecantikan yang lain,” ujarnya. 

Bahkan, ia mengaku telah berkunjung ke HTI dan disambut dengan ramah oleh pengurusnya. Meski akhirnya HTI dan beberapa ormas Islam tetep bersikukuh untuk menolak ajang ini, namun menurutnya pihaknya telah berusaha memberikan informasi yang benar.

Ia pun menghargai jika ada pihak-pihak yang menolak ajang ini. Menurutnya, sebagai negara demokrasi, sah-sah saja jika ada pihak yang tidak setuju dalam penyelenggaraan sebuah acara dan mengekspresikannya.

“Silakan jika mau menggelar demo, asalkan jangan anarkis, karena jika anarkis, nanti kami bisa 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement