REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Musim kemarau sejak tiga bulan terakhir menyebabkan debit air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtamarta Yogyakarta mengalami penurunan signifikan. Penurunan debit air tersebut mencapai 10 persen dari debit sebelumnya.
“Jika pada musim hujan, debit air dari sumber air kita mencapai 600 liter per detik namun saat musim kemarau ini turun hanya 500 hingga 540 liter per detik,” ujar Direktur Utama PDAM Tirtamarta Yogyakarta, Dwi Agus Triwidodo, Selasa (27/8).
Menurutnya, meski mengalami penurunan debit secara signifikan namun pihaknya masih mampu memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat.
Pasalnya kata dia, kebutuhan air bersih setiap masyarakat di Yogyakarta mencapai 60 liter per hari. Sementara itu jumlah pelanggan PDAM Yogyakarta sebanyak 33.700 orang. Dengan debit 500 liter per detik, pihaknya masih bisa memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat.
Saat ini, sumber air bersih milik PDAM Yogyakarta hanya mengandalkan sumur dalam. PDAM kata Agus, saat ini memiliki 34 sumur dalam yang tersebar di wilayah Sleman dan Yogyakarta.
“Dulu kita memiliki mata air di kaki Merapi, namun pasca erupsi kemarin, debitnya tidak mencukupi sehingga kita mengandalkan sumur-sumur dalam,” tambahnya.
Untuk menjaga kualitas air agar terstandar, kata Agus, pihaknya setiap sepekan sekali melakukan pembersihan saluran atau flushing. Pembersihan saluran dilakukan pada setiap Selasa.
Untuk Selasa (27/8) ini pembersihan saluran tersebut akan dilakukan di sekitar Wijilan, Mangkunegaran, Suryoputran, dan Pelngkunggading.
Pihaknya kata Agus, juga menyediakan layanan air bersih bagi warga yang mengalami kesulitan air bersih saat kemarau. PDAM juga rutin mengisi tandon air bersih bagi warga bantaran kali. Ada tiga tandon air bersih yang ada di Kota Yogyakarta yaitu di wilayah Kelurahan Gendeng, Bener dan Jetis.