REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON--Para perajin tahu tempe di Sindang Jawa Sumber Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terancam gulung tikar akibat harga kedelai semakin melambung.
Sukarna perajin tahu tempe di Cirebon kepada wartawan, Selasa, mengatakan, harga kedelai saat ini melambung akibat impor terhambat, kini dijual sekitar Rp9200 per kilogram kualitas baik, sebelumnya Rp7000 per kilogram.
Pengalaman tahun sebelumnya, kata dia, memasuki musim kemarau setiap bulan Agustus harga kedelai melambung, sehingga menyulitkan perajin tahu-tempe berproduksi.
Bahan baku tahu-tempe mengandalkan kedelai impor karena produksi kedelai lokal masih terbatas, kata dia, harapanya harga kedelai segera normal supaya produksi mereka aman.
Atin, pedagang tahu-tempe di Cirebon menuturkan, pasokan tahu-tempe dari para perajin semakin sulit karena produksi mereka dibatasi akibat mahalnya harga bahan baku, selama ini mereka mengandalkan kedelai impor.
Pasokan bahan baku terhambat, kata dia, mempengaruhi omzet penjualan karena harga tahu-tempe tersebut naik, harapannya kiriman kedelai kembali stabil sehingga produksi perjian normal.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menuturkan, kebutuhan kedelai perajin tahu tempe di Jawa Barat, masih mengandalkan kedelai impor sehingga harga tergantung pasokan, jika terhambat langsung melonjak, harapannya kembali normal, supaya produksi lancar.
"Tanaman kedelai kurang maksimal dikembangkan Jawa Barat karena cocok di lahan pertanian sub tropis, sehingga tetap mengandalkan impor,"kata Ahmad.