Senin 26 Aug 2013 18:52 WIB

Rupiah Melemah, Harga Tempe Meroket

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Djibril Muhammad
 Para pekerja mengolah kedelai untuk dibuat menjadi tempe di Utan Panjang, Jakarta, Kamis (31/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Para pekerja mengolah kedelai untuk dibuat menjadi tempe di Utan Panjang, Jakarta, Kamis (31/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tingginya harga kedelai di Kota Bekasi beberapa hari ini berdampak pada naiknya harga jual tahu dan tempe. Terjadinya kenaikan harga kedelai ini diakibatkan dari naiknya harga dolar terhadap rupiah.

Pemilik agen kedelai, Mastura memgatakan kepada Republika, Senin (26/8), kenaikan harga kedelai impor mempengaruhi turunnya produksi tahu maupun tempe. "Hal ini yang mengakibatkan adanya kelangkaan tahun maupun tempe di beberapa pasar," ungkapnya.

Dia menjelaskan, harga kedelai naik sebesar Rp 13 ribu. Harga sebelumnya Rp 75 ribu, saat ini mencapai Rp 88 ribu per karungnya. Dia menambahkan, per satu karungnya memiliki berat 50 kilogram.

Mastura memaparkan, melonjaknya harga jual kedelai ini berdampak pada menurunnya omzet penjualan hingga 30 persen.

Pemilik agen kedelai di Jalan Cut Meutia ini mengatakan, sebelum adanya kenaikan harga ini, per harinya bisa menjual hingga enam ton kedelai. Namun, setelah harga tinggi seperti saat sekarang ini, hanya bisa menjual tiga ton kedelai dalam satu harinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement