Senin 26 Aug 2013 17:11 WIB

Raja Ampat Jadi Tuan Rumah 'Sail Indonesia 2014'

Raja Ampat
Raja Ampat

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sail Indonesia 2014. Hal ini disampaikan oleh Ketua Aswindo Hugua di Kendari, Senin (26/8).

"Pemerintah Kabupaten Raja Ampat sudah menyampaikan kesiapannya menjadi tuan rumah Sail Indonesia 2014 melalui surat resmi kepada Asosiasi Sail dan Wisata Indonesia (Aswindo)," katanya.

Menurut Hugua, Sail Indonesia yang dipusatkan di Raja Ampat akan dihadiri sekitar 180 kapal layar mewah (yacth) dari berbagai negara, yang akan bertolak dari Australia sebagai titik start konvoi. Sedangkan pada Sail Indonesia 2013 yang dipusatkan di Komodo, NTT, kata dia, hanya dihadiri sekitar 80 kapal yacth dari berbagai negara.

"Kita harapkan, pemerintah kabupaten di Sultra, terutama Pemerintah Kabupaten Buton yang sudah sukses mengangkat kebudayaan daerah setempat pada Sail Indonesia 2013 ini, dapat memanfaatkan kembali kedatangan para penumpang kapal mewah tersebut untuk mempernalkan berbagai tradisi budaya masyarakatnya," kata Hugua.

Ia mengatakan pemerintah kabupaten di Sultra yang sudah menunjukkan komitmennya mengakat tradisi budaya lokalnya kepada para turis mancanegara adalah Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Buton, Kota Baubau dan Kabupaten Bombana.

"Pemerintah kabupaten yang sudah memperlihatkan komitmen mengangkat tradisi budaya masyarakat itu, kita sudah tetapkan sebagai rute pejalanan yang akan disinggahi para peserta Sail Indonesia," katanya.

Menurut Hugua yang juga Bupati Wakatobi itu, para peserta Sail Indonesia hanya mau singgah di wilayah kabupaten yang pemerintah dan masyarakatnya bisa menyuguhkan berbagai atraksi budaya yang belum tersentuh modernisasi.

"Di wilayah kabupaten yang disinggahi, para peserta Sail hanya mau melihat kehidupan masyarakat yang masih alami dan kondisi lingkungan yang masih hijau," katanya.

Ia mengatakan para peserta Sail rata-rata orang berkantong tebal di negara-negara maju yang sudah bosan melihat bangunan gedung pencangkar langit dan kehidupan yang penuh dengan rekayasa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement