Senin 26 Aug 2013 14:51 WIB

Salah Perkirakan Musim, Petani di Sukabumi Merugi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dewi Mardiani
Buah semangka, ilustrasi
Buah semangka, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah petani di selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kerugian akibat salah memperkirakan musim. Pasalnya, sejak sebulan yang lalu para petani telah mengganti tanaman padi dengan buah-buahan seperti semangka.

‘’Namun, pada kenyataannya masih terjadi hujan,’’ ujar petani semangka sekaligus Ketua Kerukunan Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade, H Sahlan, Senin (26/8). Dampaknya, tanaman semangka yang ditanam terendam air dan hasil panennya kurang memuaskan.

Menurut Sahlan, para petani sebelumnya memperkirakan musim kemarau akan jatuh pada Juli lalu. Pada kenyataanya hujan masih mengguyur sebagian wilayah Sukabumi. Diterangkan Sahlan, ia sendiri merugi cukup banyak karena menanam semangka di luasan sekitar satu hektare. Sementara hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan yang diharapkan.

’’Banyak tanaman semangka yang rusak akibat hujan,’’ imbuh dia. Sahlan mengungkapkan, gagal panen semangka menyebabkan harganya di pasaran mengalami kenaikan. Saat ini di pasaran lokal selatan Sukabumi mencapai Rp 8.000. Sedangkan harga semangka di Jakarta lebih murah mencapai Rp 6.000 per kilogram.

Saat ini, kata Sahlan, para petani masih ragu untuk menanam jenis palawija. Pasalnya, petani khawatir salah memprediksi musim yang berdampak pada kerugian. ‘’Sebagian besar sudah beralih ke palawija,’’ ujar Sahlan. Sementara sebagian lainnya tengah mempersiapkan lahan untuk ditanami padi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement