Sabtu 24 Aug 2013 18:35 WIB

Amien Rais: Minimal Dua Digit untuk Muluskan Hatta Jadi Capres

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Mansyur Faqih
Amien Rais
Foto: Republika/Agung Supri
Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mengusung Hatta Rajasa sebagai capres pada pemilu 2014 kian menguat. Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais menyatakan, seluruh pengurus dan kader di daerah-daerah telah satu suara mendukung ketua umum partai berlambang matahari tersebut meraih kursi RI 1.

"Tugas berat yang harus dilakukan sekarang adalah meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu mendatang, minimal dua digit untuk memuluskan pencapresan tersebut," kata Amien kepada wartawan seusai penutupan Rakernas PAN 2013 di Jakarta, Sabtu (24/8).

Namun, lanjut dia, jika raihan suara PAN masih di bawah 10 persen, maka tidak menutup kemungkinan rencana pencapresan Hatta tersebut bisa menguap. "Jika itu terjadi, pilihan paling rasionalnya adalah Hatta menjadi cawapres," imbuhnya.

Amien menilai, secara umum pandangan Hatta soal pembangunan Indonesia ke depan cukup baik. Terutama hubungannya dengan ekonomi, kesejahteraan rakyat, juga reforma agraria. Meski pun dia mengingatkan, siapa pun yang menjadi presiden di periode mendatang, sebaiknya mengembalikan pembangunan ekonomi Indonesia kepada amanat konstitusi seperti yang tercantum pada pasal 33 dan 34 UUD 1945. 

"Jadi menurut saya, ya sudah tidak usah salahkan siapa-siapa. Yang terpenting, di era pemerintahan mendatang pasal 33 itu betul-betul dipegang sungguh-sungguh dan semua program ekonomi  harus berdasar pada pasal itu," tuturnya.

Hatta menambahkan, Rakernas PAN kali ini membahas sejumlah agenda penting. Antara lain, mengenai pemenangan pemilu 2014. Seluruh pimpinan dan kader PAN dari pusat hingga cabang, kata dia, memantapkan tekad meraih  minimal satu kursi di setiap dapil. 

Rapat tersebut juga merumuskan kode etik yang dianut partai dalam perhelatan demokrasi nanti. "Walau pun KPU memiliki perangkat peraturan, tapi aturan berpolitik dengan etika, moral, dan kesantunan, tetap kami buat aturan internalnya," jelas Menko Perekonomian tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement