Jumat 23 Aug 2013 17:20 WIB

MUI Tolak Miss World

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Fernan Rahadi
Miss World
Miss World

REPUBLIKA.CO.ID, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pernyataan sikap tentang penyelenggaraan acara miss world di Indonesia. MUI menyatakan dengan tegas bahwa pihaknya menolak adanya gelaran kontes kecantikan tersebut.

Ketua MUI Bidang Kerjasama Internasional, Sinansari Ecip, mengatakan keputusan ini berdasarkan hasil rapat yang telah dilakukan oleh MUI. Setelah mencermati dan melakukan kajian secara seksama mengenai adanya pro dan kontra tentang penyelenggaraan acara Miss World, MUI menganggap acara seperti ini tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Miss wolrd dianggap bentuk liberalisasi dan kapitalisme dunia karena menghabiskan dana yang sangat besar untuk sesuatu yang sia-sia.

Pertimbangannya, ajang Miss World adalah ajang yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Kebanyakan hanyalah memamerkan kecantikan dan aurat pada publik. “Kontes ini tidak sesuai dengan budaya Indonesia, karena menampilkan bentuk budaya dari negara lain,” katanya, Jumat (23/8).

Menurutnya, bagi masyarakat Indonesia, Miss World adalah acara yang merendahkan dan melecehkan budaya bangsa, serta merendahkan martabat perempuan. Dalam Islam, telah ditegaskan bahwa memamerkan aurat wanita dan mempertontonkan kegenitan saat berjalan (tabarruj) di depan publik adalah perbuatan dosa, bertentangan dengan ajaran agama.

Ajang Miss World juga dianggapnya tidak sesuai dengan UUD 1945, tepatnya di pasal 32 ayat 1, yang menegaskan bahwa negara harus memajukan kebudayaan nasional, memelihara, dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Kontes kecantikan ini juga cenderung menampilkan dan mempertontonkan perilaku kemewahan dan kehidupan glamour, yang jelas kontra produktif dengan kondisi masyarakat Indonesia yang masih mengalami kesulitan ekonomi.

Pernyataan penolakan ini, menurutnya akan menjadi sebuah rekomendasi bagi pemerintah, untuk menilik dan mengkaji kembali apa manfaat yang bisa diambil dalam penyelenggaraan acara Miss World. Menurutnya, acara ini tidak sesuai dengan pilar bangsa, yang seharusnya semua kegiatan yang dilakukan bisa menyejahterakan bangsanya sendiri. “Bukan mengimpor budaya luar dan boros menghamburkan uang seperti ini,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement