REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemkab Cianjur mengantisipasi terjadinya rawan ketahanan pangan. Hal ini sebagai dampak musim kemarau yang menyebabkan kekeringan.
‘’Semua hal yang terjadi sebagai dampak kekeringan harus diantisipasi,’’ ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Asep Suhara, kepada Republika Online, Kamis (22/8).
Salah satunya dampak kekeringan yang menyebabkan rawan ketahanan pangan. Namun, kata Asep, potensi untuk terjadinya rawan pangan di Cianjur sangat kecil. Pasalnya, Cianjur mempunyai stok beras yang memadai dalam menghadapi kekeringan.
Terlebih, kata Asep, Cianjur mempunyai cadangan stok beras di provinsi yang mencapai 100 ton. Beras tersebut siap disalurkan apabila terjadi rawan pangan di daerah.
Menurut Asep, saat ini yang mungkin terjadi adalah fenomena rawan daya beli di tengah masyarakat. Kemampuan masyarakat untuk membeli bahan pangan menurun dibandingkan sebelumnya.