Rabu 21 Aug 2013 18:58 WIB

Pesantren Modal Perbaikan Umat

Rep: Amri Amrullah/ Red: Heri Ruslan
Halaqah Nasional Kiai Pondok Pesantren Ahlussunnah waljama'ah di pondok pesantren Al-Falah Bandung.
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Halaqah Nasional Kiai Pondok Pesantren Ahlussunnah waljama'ah di pondok pesantren Al-Falah Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN --  Perbaikan sistem pendidikan Islam menjadi fokus perhatian pemerintah. Dari pendidikan Islam ini, modal memperbaikan keagamaan umat menjadi pertaruhan ditengah pesatnya pertumbuhan bangsa Indonesia.

Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dalam Silaturahim bersama pengasuh Pondok Pesantren Modern Al Quran Buaran di Pekalongan dan para Alumni mengatakan, perbaikan bangsa Indonesia menuju negara maju hanya bisa dicapai dengan kualitas pendidikan yang baik.

 "Dan pendidikan Islam merupakan modal utama memperbaiki umat Islam," ujarnya, Rabu (21/8).

Menag menjelaskan, eksistensi pendidikan Islam, termasuk Pondok Pesantren di tengah masyarakat moderen menjadi fokus perhatian Pemerintah. Tantangan Pondok Pesantren di era moderen semakin besar. Ia menjelaskan ada fenomena tren penurunan orang tua menyekolahkan anaknya di Pondok pesantren.

Fenomena ini telah terjadi, dan dampaknya semakin lemahnya kemampuan umat Islam mengkaji ilmu keagamaan dan kitab-kitab kuning. "Imbasnya bisa jadi Indonesia krisis ulama di 10 hingga 20 tahun mendatang," jelasnya. Karena, dalam waktu itu semakin banyak Ulama berkualitas  wafat. Sedangkan pengganti para Ulama berkualitas itu belum banyak.

"Ini yang perlu diperhatikan dan perlu segera diantisipasi," terangnya. Menag menghimbau alumni pondok dan masyarakat harus mengantisipasi bila ada paham yang mengatakan pondok pesantren terlepas dari dunia moderen dan pengembangan ilmu pengetahuan. Terlebih bila mengatakan pesantren terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat cepat.

"Peran pondok pesantren modal penguatan ilmu agama masyarakat." Karenanya, Menag menilai, semangat beragama khususnya berislam masyarakat Indonesia saat ini semakin luntur harus diperkuat dengan dukungan lembaga pendidikan Islam terutama pondok pesantren.

Kekhawatiran ini disampaikan pula Pengasuh Pondok Pesantren Assidiqiyah, KH. Nur Iskandar. Kiai Nur mengatakan, kekuatan pondok pesansebagai benteng umat Islam karena belakangan Indonesia yang mayoritas muslim, tapi korupsi terbesar dan wisata seks terbesar ada di Indonesia.

Kekhawatiran Kiai Nur ini diindikasi dengan adanya Doktrin untuk melemahkan umat Islam. Pertama jauhkan umat Islam dari Al quran. Jangan berikan kekuasaannya kepada umat Islam. Jadikan setiap ibadah dalam Islam hanya seremonial dan tidak ada makna keimanan sama sekali. "Karena itu perlu andil besar para santri dari lulusan pondok pesantren memperbaiki akhlak dan moral negeri ini."

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Nur Syam menambahkan terkait tren semakin menurunnya para orang tua menyekolahkan anaknya di pesantren, memang menjadi perhatian Kemenag. Kondisi ini diperparah banyak siswa-siswa potensial dari sekolah Islam atau jebolan pesantren justru lebih tertarik ke perguruan tinggi umum.

Kemenag telah melakukan penguatan sistem di pondok pesantren termasuk peningkatan para lulusan. Menurut dia, saat ini hasil upaya yang telah dilakukan sudah jauh lebih baik. Terutama di beberpa pesantren besar. Kemenag juga telah sepakat memunculkan gagasan dibentuknya pesantren atau lembaga khusus yang mendidik kader untuk menciptakan ulama mumpuni. Dengan ponpes khusus ini, bangsa Indonesia nantinya akan memiliki banyak ulama yang berwawasan luas dan berkualitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement