REPUBLIKA.CO.ID, Suasana duka masih menggelayuti rumah di bilangan Kawi-Kawi Atas, Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat tersebut. Rabu (21/8) siang itu, tak ada senyum di wajah keluarga yang duduk di depan rumah kecil itu.
Seorang ibu duduk di bangku kayu panjang depan rumah sekaligus warung tersebut. Di sekelilingnya, tampak beberapa orang duduk berbincang-bincang, membicarakan kasus yang merenggut nyawa anak sang ibu.
Ibu berkaos dan celana pendek itu bersandar ke dinding, tampak melepas lelah. Ketika dihampiri, ia mengaku sebagai ibu kandung dari almarhum Andy Ferdian Lubis, pria berusia 27 tahun yang meninggal Ahad (18/8) lalu.
Nama ibu berambut dikuncir itu adalah Arny Sujanis Kan (47 tahun). Meski tampak lemas, ia tak menolak diajak bicara. Perlahan-lahan, ia menceritakan kronologi meninggalnya anak sulungnya tersebut.
Arny menjelaskan, malam hari sebelum meninggal, Andy baru minum minuman keras bersama teman-temannya. Arny tidak mengetahui pasti dimanakah lokasi penjualan minuman. ''Dari bau (botol minuman)-nya, saya curiga itu yang di Kramat Raya,''ujarnya.
Menurutnya, Andy memang biasa minum bersama teman-temannya. Andy diceritakan sebagai sosok yang ramah dan banyak teman, pergaulannya luas.
Ia biasa pergi minum minuman keras dengan kawan-kawannya. Arny berpendapat, anaknya memiliki kebiasaan minum karena terbawa pergaulan. Andy mulai minum minuman keras sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Meski sudah sering dinasehati, Andy tidak berhenti.
Sabtu (17/8) malam, Andy pergi bersama teman-temannya. Berdasarkan keterangan Arny, tak ada yang aneh dengan Andy ketika itu. Tak ada pertengkaran, tak ada masalah apapun. Sepulangnya ia dari minum minuman keras pun tak ada kejanggalan. Arny menuturkan, Andy pulang tengah malam, membawa pulang botol minumannya.
Keanehan baru terjadi pada Ahad pagi. Andy bangun sekitar pukul 10.00 WIB. Pukul 11.00 WIB Andy mulai kesakitan. Bibirnya pun mulai membiru. Merasa itu adalah gejala keracunan, Arny segera memberi Andy susu kaleng, berharap dapat menetralkan racun.
Susu itu dimuntahkan Andy. Setelahnya, ibu dari tiga anak itu berusaha memberi Andy air kelapa namun kembali dimuntahkan. Tak berapa lama, Andy tergeletak tak bernyawa. Dari bibirnya tampak sedikit busa. Arny panik.
Ia segera keluar rumah untuk mencari pertolongan. Dalam kondisi tak bernyawa, Andy dilarikan ke Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Setelah mendapat kepastian Andy telah meninggal, pihak keluarga memutuskan membawanya pulang. ''Tidak diautopsi. Autopsi kan keluar biaya lagi.''aku Arny.
Akhirnya jenazah Andy dibawa pulang dengan menggunakan ambulans Rukun Warga (RW) setempat. Jenazah disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kawi-Kawi hari Senin (19/8) selepas Zuhur.
Ini dilakukan karena menunggu saudara-saudara dari Lampung, serta ayah kandung Andy yang kini tinggal di Cikarang. Arny sudah bercerai dengan pria itu.
Berdasarkan keterangan Arny, minuman yang dikonsumsi oleh Andy dan kawan-kawannya diduga berbahan dasar ciu (minuman keras) yang dicampur dengan spiritus.
Ia mengaku bisa mengetahui hal tersebut karena pernah menenggak ciu dan karena melihat fisik anaknya yang membiru setelah mengeluh kesakitan. Arny berpendapat, hari itu Andy mendapat minuman yang campuran spiritusnya lebih banyak dari biasa. ''Mungkin sudah waktunya,''kata Arny.
Baginya, jika belum waktunya, sekalipun keracunan anaknya takkan meninggal. Begitu pula teman Andy yang meninggal karena menenggak minuman yang sama. Ia mengaku takkan menuntut pemilik warung seandainya orang itu nanti tertangkap.