Rabu 21 Aug 2013 14:36 WIB

Pelindo Batasi BBM Teluk Lamong

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Djibril Muhammad
PT Pelindo III Tanjung Perak
PT Pelindo III Tanjung Perak

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PERAK – PT Pelindo III Tanjung Perak mendesain Terminal Teluk Lamong sebagai pelabuhan ramah lingkungan. Dengan membatasi penggunaan bahan bakar minyak (BBM), operasional di lokasi tersebut akan fokus pada pengembangan tenaga listrik dan gas.

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo III, Husein Latief mengatakan, untuk peralatan bongkar muat ke depan akan menggunakan tenaga listrik. Pasokannya diperoleh dari PLN dan pembangkit listrik yang akan dibangun di sana.

"Karena selama ini pandangan masyarakat terhadap pelabuhan adalah sumber polusi dan daerah yang memiliki suhu udara sangat panas. Persepsi itu yang akan kami rubah," kata Husein di sela-sela penandatanganan MOU Organda dan Pelindo III, Rabu (21/8).

Hal itu dikarenakan, selama ini alat-alat pelabuhan masih menggunakan solar yang menghasilkan asap. Namun, dengan menggunakan bahan bakar alternatif tersebut, dia menambahkan, emisi gas buang akan berkurang, sehingga terminal itu lebih ramah lingkungan.

Husein mengatakan, awal operasi 2014 nanti, pihaknya membutuhkan listrik sekitar 16 megawatt (MW). Lalu 2016 naik berkisar 30 MW, dan 2018 – 2020 mencapai 100 MW. Skema pasokan listriknya didapat dari PLN dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan kapasitas 2 x 25 MW.

"PLTG ini merupakan solusi jangka panjang, namun pemenuhan listrik terminal tetap mengandalkan PLN," ujarnya.

Ketua DPC Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Perak, Kody Lamahayu mengatakan, pihaknya akan mendukung penggunaan energi alternatif di pelabuhan. Menurut dia, akan ada penyesuaian armada di lingkungan terminal tersebut dengan mengoperasikan kendaraan berbahan bakar gas atau solar Euro 4.

"Bagi truk-truk yang masih menggunakan mesin diesel akan kami wajibkan menggunakan mesin dengan standar emisi Euro 4 yang ramah lingkungan," kata Kody.

Dia menambahkan, akan mengerahkan 100 unit trailer dengan nilai investasinya mencapai Rp 100 miliyar. Bila dibandingkan dengan armada solar pada umumnya, ada selisih sekitar Rp 20 miliyar lebih rendah di banding bahan bakar gas.

Sedangkan targetnya, Kody mengatakan, akan diupayakan antara Januari – Februari 2014. Alasannya, pada April mendatang, diharapkan operasional tersebut sudah dapat berjalan. Sedangkan saat ini, pihaknya masih memperhitungkan jenis dan merk kendaran yang akan difungsikan.

"Karena merk juga menentukan masa depan unit itu sendiri. Karena ke depan ada rencana penambahan 100 unit armada dumb truk," ujarnya.

Organda juga akan mendukung pengoperasian Automated Container Transporter (ACT) sebagai angkutan khusus peti kemas yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Perak dan Terminal Teluk Lamong. Dengan begitu, kelancaran distribusi barang di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya semakin terjamin.

Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto mengatakan, persoalan Terminal Teluk Lamong saat ini yang masih dalam proses pembahasan adalah masalah akses darat menuju terminal tersebut. Dia mengatakan, ke depan ada rencana pembangunannya dikerjakan konsorsium BUMN dan Pemerintah Kota Surabaya.

"Sedangkan untuk jalur rel kereta, sedang dalam taraf design enginering detai oleh PT KAI,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement