REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskrido Ambardi menilai metode konvensi calon presiden efektif asalkan diterapkan oleh seluruh partai politik peserta Pemilu 2014.
"Sebenarnya bagus dan tidak masalah apabila seluruh partai peserta Pemilu 2014 menggunakan metode seperti yang dilakukan Partai Demokrat dalam menjaring calon presiden," kata Kuskrido di Yogyakarta, Rabu (21/8).
Metode konvensi, menurut pakar komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, juga dapat memunculkan calon-calon presiden alternatif untuk tampil di permukaan, dan dinilai publik.
"Akan membuka saluran bagi orang-orang berkualitas untuk ikut mencalonkan diri," ujar Kuskrido.
Menurutnya, justru dengan metode konvensi, calon pemilih akan dapat mempelajari secara langsung kriteria calon presiden yang layak.
Sehingga dengan metode konvensi, partai juga memiliki peluang untuk mendongkrak elektabilitas partai yang bersangkutan.
Namun, Kuskrido mengatakan hal itu baru akan terjadi sepanjang metode konvensi yang dipakai memberikan akses untuk dijangkau publik, serta hasil akhir ditentukan publik.
"Percuma saja kalau ternyata hasil akhirnya nanti juga ditentukan oleh elit partai itu sendiri," katanya menegaskan.
Metode konvensi akan dipakai Partai Demokrat, sebelumnya pada Pemilu 2004 pernah digunakan oleh Partai Golkar untuk menjaring calon presiden dan wakil presiden.
"Saya kira setelah Demokrat memakai metode konvensi, partai lain tidak akan meniru, karena khawatir dianggap ikut-ikutan," prediksi Kuskrido.