Selasa 20 Aug 2013 23:32 WIB

Sedimentasi Jadi Penyebab Banjir 'Underpass' Solis

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Setelah melakukan pengecekan, penyebab banjir underpass Jalan Soleh Iskandar (Solis) disebabkan sedimentasi.

Kasi Sumber Daya Air Wilayah II Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor, Andi Siswandi, mengatakan air di saluran drainase meluap karena pendangkalan akibat sedimentasi. Ada endapan pasir dan tanah cukup tebal di saluran selebar 80 centimeter itu.

Ia juga mengatakan ada sampah yang tersangkut di saluran. Pelaksana pembangunan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) berjanji membersihan dan membenahi selama proyek.

"Sebelum proyek berakhir, Dinas Bina Marga dan SDA juga akan mengecek ulang agar tidak ada kerugian lanujutan pascapengoperasian BORR," kata Andi, Selasa (20/8).

Andi mengakui adanya perubahan sekitar 40 persen dari 269 kilometer saluran irigasi menjadi drainase. Perubahan irigasi jadi drainase pasti ada efek. Tapi Andi meyakinkan jaringannya tetap dipantau dinas dan sudah terhubung saluran pembuangan ke sungai.

"Perubahan lahan produktif, tentu harus melalui perizinan dinas terkait. Tidak bisa dilakukan sepihak oleh pihak pembangunan," ungkap Andi.

Kasi Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, Uju Juyono, mengatakan malam saat kejadian ia dan 15 staffnya langsung mengengecek ke lokasi banjir. Ia mengakui adanya sampah di sana, tapi ia menduga itu sampah hanyutan air.

"Setelah surut kami cek ternyata saluran drainase banyak lumpur dan sisa pasir. Jadi sampah bukan jadi sebab utama banjir," kata Uju.

Sampah yang kami kumpulkan hanya setengah bak.motor sampah. Ia meyakinkan tidak ada sampah warga yang menyumbat drainase.

Uju menegaskan penyapu jalan tidak boleh buang sampah ke saluran air. Sampah di saluran air menjadi tanggung jawab bina marga, sedangakan sampah di area jalan tanggung jawab DKP.

DKP menurunkan petugas penyapu jalan dari lampu merah Yasmin hingga tugu narkoba Kedung Halang (sepanjang Solis). Namun, memang masih satu shift pagi saja.

Uju mengungkapkan pembangunan BORR pasti berefek pada saluran air, bahkan bisa saja memutus. "Harus ada rekayasa pembangunan agar fungsi saluran itu kembali normal," kata Uju.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement