Jumat 16 Aug 2013 20:52 WIB

Harga Kebutuhan Pokok di Yogyakarta Bergerak Normal

Rep: Heri Purwata/ Red: Djibril Muhammad
Kebutuhan pokok dijual di pasar, ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
Kebutuhan pokok dijual di pasar, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perkembangan harga-harga kebutuhan pokok di Yogyakarta, hingga Kamis (15/8), bergerak normal. Menyusul berkurangnnya tekanan permintaan yang sempat meningkat menjelang dan saat Lebaran.

Demikian kesimpulan Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar, Kamis (15/8) dan disampaikan Ketua III Arieh Budi Santoso kepada wartawan, Jumat (16/8).

TPID berkeyakinan pada paruh kedua Agustus diyakini kecenderungan perkembangan harga akan semakin menurun. Sebab aktivitas ekonomi sudah kembali normal, arus balik libur Lebaran dapat dikatakan sudah tuntas, dan dampak kenaikan harga BBM sudah terserap pada Juni–Juli.

Lebih lanjut Arief mengatakan beberapa komoditas bahan makanan, seperti daging sapi, daging ayam broiler, bawang merah, cabai merah, dan beras memang masih mengalami tekanan pada paruh pertama bulan ini.

Namun sejalan dengan berkurangnya tekanan permintaan dipastikan pada paruh ke dua akan bergerak turun. Apalagi secara keseluruhan pasokan dan stok mencukupi.

Untuk komoditas beras, secara keseluruhan produksi DIY masih surplus. Stok beras Bulog mencapai 23.800 ton, cukup untuk pemenuhan 5,4 bulan ke depan. Jumlah stok tersebut akan terus bertambah, baik yang berasal dari pembelian beras petani maupun mendatangkan dari daerah lain.

Pada Agustus ini Bulog juga akan menyalurkan Raskin dua kali dengan jumlah total 8.657 ton untuk disalurkan kepada 288.571 Rumah Tangga. "Tingginya Raskin yang disalurkan pada bulan Agustus ini diharapkan akan dapat memberikan kontstribusi pada kestabilan harga beras di pasar," kata Arief.

Untuk komoditas gula sejalan dengan stok di pabrik, distributor, dan pedagang yang cukup, serta karena adanya impor raw sugar untuk diolah menjadi Gula Putih, maka terdapat kepastian bahwa harga akan dapat dijaga stabil.

Dari anggota TPID juga diperoleh informasi walaupun tanaman tebu pada saat ini agak terganggu oleh musim, namun produktivitas justru meningkat.

Prakiraan inflasi Kota Yogyakarta pada bulan Agustus 2013 akan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan Juli, yaitu pada kisaran kurang dari 1 persen. Untuk sisa lima bulan ke depan, TPID mengupayakan agar inflasi Kota Yogyakarta dapat dijaga agar  tetap di bawah angka inflasi nasional.

Pada kesempatan ini TPID juga mengapresiasi semua pihak di DIY, karena sampai dengan Juli 2013 inflasi di Kota Yogyakarta masih di bawah angka inflasi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement