Jumat 16 Aug 2013 00:08 WIB

Korban Way Ela Mulai Sekolah di Tenda Darurat

Kondisi pemukiman warga Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku, tersapu banjir bandang akibat jebolnya waduk Way Ela, Kamis (25/7).
Foto: Antara
Kondisi pemukiman warga Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku, tersapu banjir bandang akibat jebolnya waduk Way Ela, Kamis (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  AMBON -- Ribuan siswa korban jebolnya Natural Dam Way Ela di Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, 25 Juli 2013, memulai proses belajar-mengajar pada tenda-tenda darurat di desa tersebut, Kamis (16/8).

Proses belajar mengajar siswa dari tiga Sekolah Dasar (SD) yakni SD Negeri 1 dan SDN 2 serta SD Inpres Desa Negeri Lima dipusatkan di dusun Patoi, sedangkan untuk SMP Negeri 5 dan SMA Negeri 2 Negeri Lima dipusatkan di dusun Latang.

"Ini hari pertama semua siswa mulai masuk sekolah paskabencana jebolnya Natural Dam Way Ela 25 Juli lalu," kata Kepala SDN 1 Negeri Lima, M. Maasily, kepada di lokasi sekolah darurat.

Dia mengakui, seharusnya proses belajar mengajar pada tiga SD di desa tersebut sudah harus berjalan pada Senin (12/8), tetapi diundurkan dan jadwalnya disamakan dengan siswa SMP dan SMA.

"Hari ini proses belajar-mengajar siswa korban bencana Way Ela berlangsung serentak pada 13 tenda darurat yang dibangun Pemerintah Provinsi Maluku bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," katanya.

Di dusun Patoi telah dibangun 10 tenda berukuran 6x12 meter, tetapi pada hari pertama sekolah baru lima tenda yang ditempati dan digunakan untuk proses belajar-mengajar. Masing-masing dua tenda ditempati siswa SD Negeri 2 dan SD Inpres, sedangkan satu tenda lainnya ditempati siswa SDN 1 Negeri Lima.

Maasily mengatakan pada hari pertama sekolah dan hingga tiga hari ke depan proses belajar-mengajar berlangsung karena pihaknya masih melakukan pendataan terhadap para siswa di samping belum tersedia papan tulis di setiap tenda.

"Pendataan terhadap siswa berlangsung hingga Sabtu (17/8). Kami memprioritaskan siswa kelas V dan VI atau kelas ujian yang masuk di hari pertama," katanya.

"Kemungkinan Senin (19/8) baru mereka dibagi berdasarkan kelas masing-masing dan jumlahnya dibatasi 30 - 35 orang per kelas. Mudah-mudahan semua fasilitasnya telah tersedia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement