Kamis 15 Aug 2013 16:20 WIB

Kasus Meninggalnya Bunga, Wali Kota Bekasi 'Baru' Akan Menyelidiki

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Djibril Muhammad
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi
Foto: blogspot.com
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wali Kota Kota Bekasi Rahmat Effendi baru akan menyelidiki terkait kasus meninggalnya balita akibat kesalahan pelayanan di RSUD Kota Bekasi.

"Pihak Pemerintah Kota Bekasi akan melakukan penyelidikan ke Rumah Sakit Bella dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi berkenaan kasus meninggalnya balita akibat kesalahan penanganan medis," ujarnya kepada Republika, Kamis (15/8), saat ditemui di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi.

Dia berdalih, segala hal yang berkaitan dengan kematian, itu semua merupakan rahasia Tuhan. Namun, ia melanjutkan, apabila ada kesalahan dalam penanganan, akan segera ditendak tegas.

Dia memaparkan, akan mengkaji permasalahan di balik tewasnya Bunga. Menurut dia, kabar mengenai Bunga menerangkan, saat dirujuk dari RS Bella ke RSUD Kota Bekasi, kondisi pasien sudah dalam keadaan kritis.

Pria yang acap disapa Pepen ini menyebutkan, kemungkinan kesalahan ada di sisi sumber daya manusianya. Sebab, menurut Politisi Partai Golkar ini, sepengetahuannya, RSUD dalam hal kelengkapannya sudah sangat memadai.

Seperti kebersihan dan fasilitas ruang rawat inap di RSUD Kota Bekasi. Dia pun akan memberikan hukuman apabila ditemukan tindakan RS Bella yang menolak untuk memberikan pelayanan terhadap warga miskin.

"Menurut informasi, RS Bella menolak melayani pasien dikarenakan dari kalangan menengah ke bawah," ujarnya.

Dia menegaskan, sudah semestinya rumah sakit swasta harus memberikan pelayanan terhadap pasien tidak mampu. Hal ini dikarenakan sudah ada program Kartu Bekasi Sehat dan Surat Keterangab Tidak Mampu yang dijamin Pemkot Bekasi.

Hukuman terberat yang akan dikenakan yakni mencabut izin beroperasi dari rumah sakit yang didapati nakal dalam perawatan pasien kurang mampu. Namun, hal ini akan dikaji secara matang, mengingat adanya kerjasama Pemkot Bekasi dengan beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta.

Sebelumnya, Bunga, bocah lima tahun harus meregang nyawa akibat buruknya pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi. "Saya tidak terima keponakan saya meninggal, karena tidak dapat penanganan yang serius," ungkap paman Bunga, Syaripudin kepada Republika, Rabu (14/8).

Dia menjelaskan, pihak keluarga masih tidak terima dengan tindakan RSUD. Bunga, yang sebelumnya diberikan perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) tanpa sepengetahuan keluarga dipindahkan ke ruang rawat inap.

Dia menjelaskan, Bunga mengalami demam tinggi sebelumnya. Kemudian, orang tua dibawa langsung ke beberapa rumah sakit di Kota Bekasi yakni RS Bella dan RS Mekarsari.

Namun, biaya pendaftaran untuk masuk rumah sakit tersebut sangat tinggi, sehingga orang tua Bunga membawanya ke RSUD Kota Bekasi, pada Rabu (14/8) sekitar pukul 02.00 WIB.

Dia menambahkan, ketika di ruang Inap, Bunga mengalami kejang-kejang hingga koma dan akhirnya pada Rabu (14/8) sekitar pukul 07.15 WIB, Bunga meninggal dunia.Bunga merupakan anak pertama pasangan Abas dan Yeni.

Pihak Keluarga yang tinggal di Jalan Bekasi Sartika RT03 RW06, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi itu, rencannya akan melakukan tuntutan dan somasi, terkait pelayanan di RSUD Kota Bekasi, karena buruknya pelayanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement