REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menparekraf, Mari Elka Pangestu, menyebut Indonesia layak dikatakan sebagai 'Negeri 1.000 Karnaval' karena memiliki beragam pawai dengan tema yang berbeda-beda di seluruh pelosok Nusantara yang bisa dijadikan daya tarik wisata.
"Indonesia layak disebut sebagai 'Negeri 1.000 Karnaval' karena Indonesia sangat kaya akan kegiatan pawai budaya atau karnaval yang berlangsung di berbagai daerah," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan sampai saat ini begitu banyak dan beragamnya kegiatan pawai dan karnaval dengan segala atribut, keunikan, dan tradisi masing-masing daerah yang masih terpelihara dan digelar secara rutin di berbagai provinsi.
Bahkan, menurut Menteri, banyak pawai dan karnaval unik yang tidak mungkin bisa ditemui di tempat atau di negara lain.
Menteri mencontohkan di Gorontalo ada "Mopoyitohu Elengge". Yakni, suatu tradisi masyarakat agraris dalam menumbuk padi yang diekspresikan dengan ceria dan gembira. Tema tersebut pun kerap kali menjadi pawai budaya yang menarik.
Sedangkan, di Kalimantan Timur ada garapan tari yang menyerukan kesadaran akan hutan bagi kelangsungan bumi dan manusia. Sementara, Papua Barat memiliki Tari Afo Refe, Engge, dan Selawa yakni tiga tarian yang menggambarkan proses ritual pembelajaran tentang hal-hal yang bersifat sakral bagi anak laki-laki.
Mari Elka Pangestu berpendapat dari segi konten Indonesia sangat kaya dengan potensi khususnya karnaval yang dapat dijadikan daya tarik wisata bagi wisatawan.
"Kita hanya perlu memperbaiki organisasi penyelenggaraan, meningkatkan mutu seni pertunjukan kontemporer melalui karnaval dan publikasi agar karnaval di daerah menjadi agenda tahunan yang rutin," kata Mari.