REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Perusahaan Jasa Tirta (PJT) 2 Jatiluhur menjual listrik ke masyarakat umum. Penjualan itu telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
Adapun wilayah yang dilayani perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) itu, yakni Kecamatan Sukasari yang lokasinya berada di seberang Waduk Jatiluhur.
Direktur Utama PJT 2 Jatiluhur Herman Idrus mengatakan, masyarakat yang sudah terlayani sekitar 1.500 kepala keluarga (KK). Alasan pihaknya menjual ke warga, yakni, berdasarkan permintaan dari pemkab setempat.
Pasalnya, wilayah Sukasari ini sangat sulit dijangkau oleh PLN. Menurutnya, jangankan bisa pasang listrik, memasang jaringannya saja sangat sulit."Karena sulit inilah, warga Sukasari kita layani," ujar Herman.
Herman mengaku, penjualan listrik ini ada nilai sosialnya. Karena, PJT menjual listrik lebih murah dibanding PLN. Dulu, pemasangan infrastrukturnya gratis. Termasuk penyediaan alat-alat listriknya. Warga tinggal membayar saja setelah memakai energi tersebut.
Kini, karena peralatan mahal, setiap KK yang akan pasang listrik dikenakan tarif sebesar Rp 400 ribu. Tarif tersebut, untuk pemasangan jaringan baru. Sedangkan pembayaran listriknya, hanya Rp 270 per Kwh. Biaya listrik itu, jauh di bawah tarif dasar listrik yang diterapkan PLN.
Terkait dengan penjualan listrik ini, Herman mengaku, tak ada dampaknya terhadap pasokan baku listrik untuk PLN. Mengingat, kapasitas Waduk Jatiluhur dalam memproduksi listrik mencapai 880 juta Kwh per tahun. Hasil produksi itu, 70 persennya dipergunakan untuk kepentingan internal PJT. Sisanya, baru dijual ke PLN."Jadi, tak ada masalah dengan pasokan untuk PLN," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi PLTA PJT 2 Jatiluhur, Mario, mengatakan, penjualan listrik ini berdasarkan permintaan masyarakat serta pemerintah setempat.
Jika tak ada permintaan, pihaknya tak berani menjual. Selain itu, dengan adanya sambungan listrik dari PJT, warga yang ada di sebrang danau bisa menikmati energi tersebut."Masing-masing KK mendapatkan listrik dengan daya sebesar 900 kilo watt," ujarnya.