Selasa 13 Aug 2013 14:39 WIB

Harga Sayuran dan Daging Masih Tinggi

Rep: Lilis Handayani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Buah dan sayuran banyak mengandung gizi yang bermanfaat/ilustrasi.
Buah dan sayuran banyak mengandung gizi yang bermanfaat/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pekan pertama setelah lebaran Idul Fitri, harga berbagai macam sayuran dan daging di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu masih belum kembali normal.

Kondisi itu pun menyebabkan sejumlah warung makan belum berani beroperasi karena takut merugi. Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Selasa (13/8), tingginya harga barang-barang di antaranya terlihat pada bawang merah, yang kini harganya masih mencapai Rp 45 ribu per kg.

Selain itu, kentang harganya masih Rp 12 ribu per kg, dari harga normalnya yang hanya Rp 7 ribu per kg.   Tingginya harga juga masih terjadi pada daging ayam, yang kini masih mencapai Rp 35 ribu per kg.

Padahal, dalam kondisi normal, harganya hanya sekitar Rp 25 ribu – Rp 27 ribu per kg. Untuk daging sapi, harganya kini masih berkisar antara Rp 110 ribu – Rp 120 ribu per kg.

Meski sudah turun dari harga Rp 130 ribu per kg saat menjelang Lebaran, namun masih belum mencapai harga normalnya yang hanya sekitar Rp 80 ribu per kg.

Kondisi serupa juga terlihat pada telur ayam, yang harganya kini masih Rp 19 ribu per kg. Walau sudah turun dari harga Rp 20 ribu per kg ketika menjelang lebaran, namun masih belum mencapai harga normalnya yang hanya sekitar Rp 14 ribu per kg.

Di sisi lain, adapula sejumlah barang yang harganya kini justru turun. Seperti misalnya cabe merah, yang sempat mencapai Rp 48 ribu per kg, kini hanya Rp 28 ribu per kg. begitu pula dengan bawang putih, yang semula sempat menembus Rp 60 ribu per kg kini hanya Rp 16 ribu per kg.

"Ya harganya masih belum stabil, mungkin baru nanti minggu depan,’’ ujar seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Yustika.

 Yustika mengatakan, naik turunnya harga lebih banyak ditentukan oleh pemasok. Selain itu, juga  ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan barang dari pembeli. 

Sementara itu, masih tingginya harga berbagai kebutuhan pokok di pasar telah menyebabkan sejumlah warung makan belum berani beroperasi. Mereka memilih tutup sambil melihat kondisi pergerakan harga barang-barang di pasar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement