Selasa 13 Aug 2013 01:08 WIB

Alasan Mereka Mengadu Nasib di Jakarta

 Sebuah baliho berisi imbauan untuk mencegah datangnya pendatang baru Jakarta tanpa keahlian.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sebuah baliho berisi imbauan untuk mencegah datangnya pendatang baru Jakarta tanpa keahlian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sebagian warga, terutama pendatang dari luar daerah memanfaatkan momentum arus balik Lebaran untuk mengadu nasib dengan mencari pekerjaan di Jakarta. Contohnya, pendatang asal Jepara, Jawa Tengah, Teguh Kusnanto (33) yang datang seorang diri untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi di Jakarta.

"Kalau di kampung sana (Jepara), pekerjaan saya sehari-hari adalah penjual nasi goreng keliling. Saya datang ke sini (Jakarta) ingin coba-coba mencari pekerjaan baru. Siapa tahu ada," kata Teguh di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur.

Teguh mengaku, selama berprofesi sebagai penjual nasi goreng, pendapatannya masih terbilang sedikit, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarganya. "Penghasilan saya masih sangat kecil. Jumlah anggota keluarga yang harus saya tanggung ada enam orang, yaitu saya, istri, tiga anak dan satu nenek mertua. Saya punya ijazah SMA, dicoba-coba saja lah," ujar Teguh.

Hal serupa juga diutarakan oleh pendatang asal Malang, Jawa Timur Riki Sutedja (20) yang datang tanpa ditemani oleh sanak keluarga atau pun teman-temannya. "Tiga tahun yang lalu, saya lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tapi kemudian, saya tidak punya biaya untuk meneruskan ke bangku kuliah. Di kampung, saya bekerja serabutan saja, tidak punya pekerjaan tetap," tutur Riki.

Riki mengungkapkan niatnya untuk mencari pekerjaan tetap di Jakarta muncul setelah beberapa kali dia melihat banyaknya iklan lowongan pekerjaan di koran. "Saya sering lihat di koran ada banyak sekali lowongan pekerjaan di Jakarta, bahkan ada juga yann untuk lulusan SMK seperti saya. Awalnya saya masih takut ke Jakarta sendirian. Saya coba ajak teman, tapi tidak ada yang mau. Akhirnya, ya saya nekad saja," ungkap Riki.

Selama di Jakarta, baik Teguh maupun Riki, akan tinggal di rumah kenalannya masing-masing untuk sementara. Setelah itu, mereka berencana mencari tempat kos yang murah, sehingga dapat hidup mandiri dan leluasa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement