REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lion Air harus menanggung kerugian karena Pesawat Boeing 737–800 NG menabrak seekor sapi di Bandara Djalaluddin, Gorontalo, beberapa waktu lalu.
Meski tak ada satupun korban jiwa di dalam pesawat yang akhirnya menewaskan sapi tersebut, maskapai penerbangan nasional tersebut harus menanggung kerusakan.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengaku tak tahu menahu alasan binatang herbivora itu bisa berada di landasan pesawat. Kejadian Selasa (6/8) lalu itu membuat maskapainya harus merogoh kocek untuk ongkos perbaikan pesawat.
Dia mengaku belum bisa melaporkan kerusakan ataupun kerugian yang diderita. Tapi dia menilai kalau kerusakan terjadi di bagian roda pesawat bisa mencapai ratusan ribu dolar biaya perbaikannya.
Selain itu pihaknya juga merugi karena pesawat yang saat kecelakaan terbang dari Makassar - Gorontalo itu harus merumput selama waktu yang belum ditentukan yang bisa mengakibatkan kerugian lebih besar lagi.
Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengungkapkan, Bandara Djalaludin sempat ditutup sehari dan dioperasikan secara terbatas selama beberapa hari hingga pesawat apes itu berhasil dievakuasi.