REPUBLIKA.CO.ID, RAJANGLEBONG -- Tumpukan sampah dari rumah tangga masyarakat Kota Curup, Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, pada H+3 lebaran tahun ini memenuhi bak penampungan dan menumpuk di pinggiran jalan di daerah itu.
Pantauan di lapangan tumpukan sampah di daerah ini terlihat di sepanjang jalan Sukowati, jalan Suprapto, kemudian kawasan Pasar Atas, Pasar Bang Mego, jalan Dwi Tunggal kemudian sepanjang jalan Batu Galing, kawasan Stadion Air Bang serta di beberapa tempat lainnya.
"Sampahnya sudah menumpuk sejak sebelum lebaran, dan sampai hari ini sudah empat hari belum diangkut. Sampah-sampah ini akan terus bertambah karena warga yang membuangnya setiap hari, sampah ini menimbulkan bau dan tidak enak dipandang mata karena berserakan," kata Husaimi (3 tahun) warga Jalan Sukowati, Sabtu (10/8).
Sampah buangan dari rumah tangga di daerah itu, kata dia, selama ini mereka buang di sejumlah bak penampungan yang disediakan pemerintah setempat dan biasanya setiap hari diangkut sehingga tidak sempat menumpuk serta menimbulkan bau tidak sedap, namun saat lebaran ini sampahnya belum terangkut karena petugas kebersihan masih libur lebaran.
Sementara itu, hal yang sama juga diutarakan Rika (36) warga perumahan Grend Air Bang, Kecamatan Curup Tengah mengatakan, minimnya bak penampungan sampah yang disediakan petugas di setiap kelurahan ditempat tinggalnya mengakibatkan banyak warga yang membuang sampah ke kebun kemudian menumpuknya dipinggiran jalan.
Sebelumnya Plt Kepala Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (BLHKP) Rejanglebong, A Jalaludin, menjelaskan volume sampah dari rumah tangga dan pasar di daerah itu per harinya mencapai 80 ton dan memasuki Ramadhan dan lebaran meningkat hingga 100 ton perhari, terbatasnya sarana angkutan sampah dan petugas di lapangan membuat pengangkutan sampah setiap harinya sering terlambat.
Untuk itu dia mengimbau kalangan masyarakat setempat agar membuang sampah ditempat yang sudah mereka sediakan sehingga memudahkan proses pengangkutannya.