REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sejumlah penumpang menyandera lima petugas Garuda Indonesia di ruang Kepala Stasiun di Bandara Jalaluddin Gorontalo selama satu jam, Jumat (9/8). Penumpang mengunci kelima petugas di dalam ruang tersebut dari luar, dan baru membuka pintunya sejam kemudian.
Aksi itu dipicu oleh kemarahan penumpang karena pihak Garuda berkali-kali membatalkan keberangkatan sejak Rabu (7/8). "Saya harusnya berangkat hari Rabu, tetapi ditunda Kamis, kemudian ditunda lagi sampai hari ini pukul 09.00 WITA. Setelah tiba di bandara, penerbangan ditunda lagi sampai waktu yang tidak ditentukan," ungkap salah seorang penumpang Garuda, Usman (28 tahun).
Selain tak ada informasi yang jelas, penumpang juga kecewa karena pihak maskapai tak memberi kompensasi kepada para penumpang yang menunggu selama tiga hari. Selain satu kotak teh kemasan, kata dia, tak ada kompensasi lainnya yang diberikan maskapai.
"Tadi kami diberi solusi berangkat dengan jalur darat ke Manado dan naik pesawat Garuda dari sana. Akan tetapi, batasnya hanya 10 orang yang berangkat dengan mobil. Mana cukup? Jumlah kami kan banyak," tambahnya. Menurut dia, keberangkatan kali ini tertunda karena pesawat Lion Air yang tergelincir belum berhasil ditarik dari landasan.
Pihak Garuda dan Bandara Jalaluddin akhinya mengizinkan satu orang perwakilan penumpang melihat langsung kondisi pesawat Lion Air di landasan untuk meyakinkan penumpang mengenai kondisi terakhir evakuasi pesawat. Hingga berita ini diturunkan, penumpang Lion Air dan Garuda Indonesia masih menunggu di bandara tanpa kepastian jadwal keberangkatan.