REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SERIBU -- Idul Fitri hendaknya jadi momen mempertahankan kebersihan jiwa yang telah diusahakan selama Ramadhan.
Dalam khutbah shalat Ied di Masjid al-Makmuriyah Pulau Pramuka, Kamis (8/8), khatib Ust Marhali mengatakan momen Idul Fitri kita gunakan untuk mengungkapkan syukur.
Berbahagia atas datangnya hari raya. Jamaah diajak untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Ust Marhali juga mengingatkan waktu cepat berlalu.
Tahun lalu, kita masih bisa berhari raya bersama keluarga. Hari ini, barangkali ada di antara mereka yang hari ini telah tiada. Maka dari itu, lanjut Ust Marhali, bersabarlah.
''Kehilangan orang-orang yang disayangi adalah ujian bagi orang-orang bertaqwa,'' kata Ust Marhali. Namun, bagi orang yang lalai memenuhi hak Allah SWT. Maka musibah yang dihadapinya merupakan teguran.
Ia juga mengingatkan hadirin untuk berdoa semoga Allah mengampuni kita dan orang-orang yang pernah menzhalimi diri kita. Allah SWT tidak pernah mengingkari janjinya. Allah SWT menjajikan balasan setimpal dan ampunan atas amal yang kita lakukan.
Setelah kita membersihkan jiwa dalam satu bulan Ramadhan, mari kita hindari berbagai hal yang dapat mengotorinya lagi. Para sahabat sangat sedih saat Ramadhan berakhir.
Akhir Ramadhan jadi tanda berkurangnya usia. Mereka juga khawatir tidak dapat bertemu Ramadhan selanjutnya.
Suatu ketika, Rasulullah mengucapkan amin tiga kali sebelum naik mimbar. Saat itu Jibril datang kepada Rasulullah dan berdoa. Salah satu doa Jibril yang diamini Rasulullah adalah celakanya orang yang mendapati Ramadhan namun ia tidak memdapat ampunan Allah SWT.