REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keamanan Masjid Istiqlal Jakarta pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1434 Hijriah lebih ketat dibandingkan tahun sebelumnya yang terlihat dengan penambahan unit "metal detector" di pintu masuk.
"Keamanan tahun ini diperketat karena belajar dari tahun lalu ada jemaah yang kedapatan masuk membawa senjata rakitan," ujar Wakasi humas dan protokol Masjid Istiqlal Abu Huarurah Abdul Salam, di Jakarta, Rabu (7/8).
Menurutnya Hal tersebut merupakan langkah antisipasi yang wajar demi keamanan dan kenyamanan para jemaah yang hendak melaksanakan shalat Idul Fitri 1434 Hijriah yang jatuh pada hari Kamis, tanggal 8 Agustus 2013.
"Jika pada tahun sebelumnya "metal detector" yang ada di depan pintu masuk Masjid hanya tujuh unit, tahun ini ditambahkan menjadi 10 unit,"tambah Abu.
Namun, penambahan unit "metal detector" tersebut merupakan kewenangan pihak Paspampress (Pasukan Pengamanan Presiden) karena setiap tahun Presiden RI beserta jajaran pejabat negara dijadwalkan melaksanakan shalat Idul FItri di masjid termegah di Asia Tenggara tersebut.
"Setiap 1 Syawal, Mesjid Istiqlal dipergunakan oleh kepala negara, pejabat negara dan para duta besar negara sahabat melakukan Shalat Idul Fitri." tambah Abu.
Sebelumnya, Menteri Agama RI Suryadharma Ali membuka takbir akbar di Masjid Istiqlal dengan memukul bedug yang kemudian diikuti oleh kumandang takbir dari ratusan Muslim yang hadir.
Shalat Ied 1434 H di Istiqlal akan diimami oleh Drs H Hasanuddin Sinaga MAg selaku imam rawatib Masjid Istiqlal dengan khatib Prof Dr. H Farid Wajdi Ibrahim MAg.