Rabu 07 Aug 2013 14:17 WIB

Pengamat: Hati-hati Urbanisasi ke Jakarta

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Hafidz Muftisany
Para pemudik memadati Terminal Ramawangun, Jakarta untuk kembali ke daerah asal
Foto: Republika/Prayogi
Para pemudik memadati Terminal Ramawangun, Jakarta untuk kembali ke daerah asal

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Mengantisipasi maraknya pendatang baru, Pemda DKI Jakarta harus bekerja sama dengan pemerintah pusat agar perekonomian tidak hanya berpusat di Jakarta saja.

Pengamat perkotaan Nirwono Yoga mengatakan urbanisasi ke DKI Jakarta paling banyak berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk itu perekonomian dua provinsi harus diperhatikan agar penduduknya tidak melakukan bedol desa.

Menurut Nirwono bagi pendatang baru yang terlanjur datang dan mencari pekerjaan tanpa kemampuan berarti maka pemprov DKI Jakarta harus mampu bertanggung jawab. Pemprov harus bisa menyediakan tempat latihan balai kerja pada mereka akan tidak menjadi beban pemda DKI Jakarta.

Mereka dapat disalurkan ke daerah luar Jawa yang saat ini masih membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak. Mereka juga dapat dikirim ke daerah pinggiran Jakarta yang masih tersedia banyak lapangan pekerjaan.

"Jangan sampai mereka hanya datang ke Jakarta kemudian menjadi pengemis dan gelandangan," ujarnya pada Republika, Rabu (7/8).

Dampaknya mereka malah menjadi beban Jakarta dan bertambah lagi masalah yang harus diatas.Pemerintah pusat juga tidak dapat lepas tangan. Lapangan pekerjaan jangan selalu dipusatkan di Jabodetabek.

"Berapapun anggarannya yang dikeluarkan DKI Jakarta untuk membantu masalah tidak akan cukup,"ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement