REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) meminta aparat keamanan dan masyarakat waspada terhadap kemungkinan teror bom yang lebih besar.
Hal itu disampaikan setelah diduga bom meledak di Vihara Ekayana Jalan Mangga II/8 RT 08/08 Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Ahad (4/8) sekitar pukul 18.50 WIB.
Presidium IPW Neta S Pane menjelaskan, dari analisa peledakan yang terjadi di Vihara tersebut dan peledakan yang gagal di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Sabtu (20/6) lalu, bukan mustahil para pelaku sedang merencanakan sebuah aksi teror besar dengan bahan peledak yang cukup besar yang mereka miliki. "Kita minta waspada," katanya, Senin (5/8).
Neta mengatakan, pihak kepolisian harus segera mengusut tuntas pelaku bom yang terjadi semalam. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan peristiwa peledakan yang lebih besar.
Selain itu, pihak kepolisian harus mengusut asal bahan peledak tersebut. Dan juga membandingkan kemungkinan adanya persamaan elemen bom dengan elemen 250 dinamit yang hilang beberapa waktu lalu.
Neta mengungkapkan, jika ditilik dari aksi-aksi teror belakangan ini, ada dua kelompok yang secara simultan mengembangkan pembuatan bom, yakni kelompok atau pengikut Sigit Qurdowi asal Solo dan kelompok Santoso dari Poso.
Sigit sendiri sudah tewas dalam penyergapan beberapa tahun lalu di Solo, tapi dia sempat merekrut puluhan pengikut. Dan aksi teror bom bunuh diri di Polres Cirebon, 2011 lalu, adalah aksi dari pengikutnya.