REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Serangan tikus terus mengganas di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Indramayu. Subang, dan Karawang. Tindakan gropyokan yang dilakukan petani setempat atas prakarsa PT Pupuk Kujang, berhasil membasmi sekitar 75 ribu ekor tikus dalam seminggu terakhir.
‘’Daerah yang berhasil menangkap hama tikus paling banyak adalah Kabupaten Indramayu,’’ ujar Humas PT Pupuk Kujang, Risza Maulana, saat dihubungi melalui telefon selulernya, Senin (5/8).
Risza menyebutkan, di Kabupaten Indramayu, terutama di Desa Karang Layung, Kecamatan sukra, tikus yang berhasil ditangkap sebanyak 51.548 ekor. Sedangkan di Kabupaten Karawang sebanyak 20.308 ekor tikus, dan Kabupaten Subang sebanyak 3.578 ekor tikus.
Risza mengatakan, kegiatan Pengendalian Hama Tikus itu diprakarsai oleh PT Pupuk Kujang sesuai dengan arahan dari Kementerian BUMN. Dalam kegiatan tersebut, PT Pupuk Kujang menjanjikan kompensasi sebesar Rp 1.000 - Rp 1.500 untuk setiap tikus yang berhasil ditangkap oleh petani.
Risza mengatakan, kegiatan tersebut dimulai pada 28 Juli 2013 dan berakhir pada 3 Agustus 2013. Kegiatan itu sengaja dilaksanakan selama seminggu dengan harapan agar para petani bersungguh-sungguh menangkap tikus dalam jumlah yang banyak.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebagai langkah untuk mengendalikan hama tikus, Program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) PT Pupuk Kujang membentuk Tim Pengendalian Hama. Melalui tim itu, para petani yang tergabung dalam program GP3K diberikan berbagai bantuan untuk membasmi tikus.
Adapun bantuan tersebut, di antaranya berbagai sarana dan prasarana untuk pengendalian hama seperti emposan atau pengasap, terpal penghalau tikus, belerang, bubu perangkap tikus, basmikus, dan media basmikus. Selain itu, penyuluhan mengenai jenis-jenis hama serta cara penanggulangannya.
Menurut Risza, Tim Pengendalian Hama bentukan PT Pupuk Kujang itu memiliki peran penting untuk kesuksesan program GP3K. Pasalnya, tikus selama ini selalu menjadi ancaman dalam setiap musim tanam.
Risza menjelaskan, tikus (rattus argentiventer) mampu menghabiskan 13 gram beras sekali makan. Jika dilihat dari jumlah tangkapan tikus di tiga kabupaten, maka beras yang dimakan tikus mencapai 980 kg beras atau hampir satu ton beras.
‘’Jika dibiarkan, maka produksi padi nasional bisa terancam karena Kabupaten Indramayu, Karawang, dan Subang merupakan sentra lumbung padi nasional,’’ tegas Risza.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Desa Karang Layung, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Abas, mengaku bersyukur dengan adanya program Pengendalian Hama Tikus yang dilaksanakan PT Pupuk Kujang. Selain tikus yang berhasil ditangkap jumlahnya sangat banyak, para petani didaerahnya pun mendapatkan kompensasi uang.
‘’Sebelumnya kami hanya menggunakan pentungan kayu, racun tikus dan senter saja sehingga perburuan kurang efektif,’’ kata Abas.