REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan peristiwa bom di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, Minggu (4/8) tidak relevan jika dikaitkan dengan adanya kekerasan terhadap umat Islam Rohingya di Myanmar. Karena, kejadian di negeri itu merupakan kejadian lokal setempat.
''Apalagi, (bom Vihara Ekayana) sebagai jawab (atas kasus kekerasan terhadap Muslim Rohingya). Tidak relevan jika (kasus Vihara Ekayana) dikait-kaitkan dengan kekerasan di negeri itu,'' kata Nasaruddin Umar.
Wamenag tidak sependapat kejadian di vihara yang terletak di Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat punya kaitannya dengan kasus pembantaian umat Muslim Rohingya di Myanmar.
"Tidak bisa. Tidak ada hubungan Islam dengan persoalan lokal Myanmar. Kasus di sana adalah persoalan lokal," katanya menjelaskan.
Yang jelas, katanya, tindak kekerasan yang dijawab dengan kekerasan pula adalah sungguh suatu perbuatan biadab. Apalagi, peristiwa bom di Vihara Ekayana terjadi pada bulan suci Ramadhan saat umat Islam tengah berupaya menggapai kemenangan secara spiritual.
"Jangankan di bulan Ramadhan, pada bulan lain pun, kekerasan tidak ada tempatnya dalam Islam," katanya.