Jumat 02 Aug 2013 21:36 WIB

Mercon Pun Digunakan Berantas Hama Tikus

Rep: Eko Widyanto/ Red: A.Syalaby Ichsan
Hama tikus di sawah, ilustrasi
Hama tikus di sawah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Serangan hama tikus menjadi wabah utama yang terjadi pada musim tanam padi saat ini. Namun Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Lily Purwati menyebutkan,  petani di wilayah Purbalingga tidak terlalu terkena dampak signifikan dari serangan hama tikus ini.

''Memang ada 59 hektar sawah di 14 kecamatan wilayah Purbalingga yang mendapat serangan hama tikus.  Namun serangan itu hanya bersifat spot-spot, tidak menyerang areal dalam lahan yang sekaligus sangat luas,'' jelasnya.

Dengan kondisi serangan ini, maka petani relatif masih dapat menikmati hasil panen, meski pun tidak sebagus pada saat sawah tidak terserang hama tikus.  ''Yang penting sawah tidak sampai puso total. Dengan demikian, sedikit banyak petani masih bisa mendapatkan hasil panen,'' katanya.

Meski demikian, dia mengakui hasil prodiksi gabah dari wilayah Kabupaten Purbalingga pada musim  tanam kali ini, jelas akan mengalami penurunan. Namun berapa hasil penurunannya,

Lily masih sulit memperkirakan. ''Kondisinya memang selalu begitu. Bila lahan sawah langsung ditanami lagi seusai panen pertama, biasanya hasil panen kedua tidak akan sebagus panen pertama,'' katanya.

Dia  mengungkapkan, hal yang sangat menolong petani sehingga serangan tikus  pada musim tanam ini tidak terlalu parah, adalah karena jumlah air cukup berlimpah meski saat ini sebenarnya sudah musim kemarau. Meski begitu pihaknya tetap melakukan sejumlah upaya mengendalikan serangan hewan pengerat ini.

''Karena tanaman padi sekarang sudah tinggi, tak mungkin kita memberantas hama tikus dengan cara gropyokan karena akan merusak tanaman. Saat ini yang sedang kami lakukan adalah dengan menggunakan mercon tikus,'' jelasnya.

Mercon tikus, menurut Lily, berbeda dengan mercon (petasan) yang biasa digunakan anak-anak di bulan ramadhan ini. Mercon tikus diarahkan ke dalam lubang-lubang yang biasa digunakan sebagai lalu lintas tikus. Mercon ini tidak meledak tapi mengeluarkan gas belerang yang sangat mematikan tikus.

''Dengan asap dari mercon tersebut, tikus-tikus akan mati segera tanpa sempat keluar dari lubang. Setelah membusuk, bangkai-bangkai tikus ini akan menjadi humus yang semakin menyuburkan tanah,''  katanya.

Selain mercon tikus, pihaknya juga menggunakan pengumpan. Dia menyebutkan, hama tikus biasanya datang pada saat tanaman padi sudah mulai setengah umur hingga menjelang panen. Sedangkan di Kabupaten Purbalingga, musim panen padi terjadi dua kali dalam setahun. Yakni periode Februari–Maret dan Juli–Agustus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement