REPUBLIKA.CO.ID,AMBON -- Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyatakan pencarian tiga warga desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, pascajebolnya Bendungan Way Ela pada 25 Juli lalu kini dihentikan. ''Operasi Tim SAR dinyatakan selesai karena pencarian selama tujuh hari ternyata tidak menemukan ketiga warga tersebut," katanya, Kamis (1/8).
Tiga warga tersebut teridentifikasi sebagai Kasim Uluputty (85), Moksen Mahulauw (70), dan Arman Parasouw (66). Gubernur telah menandatangani laporan operasi SAR dinyatakan selesai kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif tertanggal 1 Agustus 2013.
"Jadi, upaya optimal telah dilakukan Tim SAR dengan dukungan masyarakat. Namun, ketiga warga tergolong lanjut usia (lansia) tidak ditemukan," ujar Karel.
Awalnya, warga melaporkan empat orang yang belum ditemukan. Ternyata, satu orang itu menyelamatkan diri ke Desa Ureng yang bertetangga dengan Negeri Lima.
Kepala SAR Ambon Suhri NNSinaga mengemukakan, timnya telah melakukan pencarian seoptimalnya selama tujuh hari. Kondisi hujan turut menghambat pencarian. Apalagi, sebagian besar permukiman rata dengan tanah. "Kami juga telah mengimbau masyarakat pesisir desa tetangga maupun kapal yang melewati perairan Desa Negeri Lima turut membantu kemungkinan mayat mengapung karena peristiwa sejak enam hari lalu," katanya.
Jebolnya bendungan yang terbentuk akibat longsornya Gunung Ulakhatu pada 13 Juli 2012 itu oleh BPBD Maluku ditetapkan waktu tenggat daruratnya berlaku hingga 8 Agustus 2013. Pengungsi telah ditempatkan di tempat penampungan di kawasan yang dinilai aman, yakni di Latang sebanyak 4.287 jiwa dan Patoi 946 jiwa.
Sedangkan, ratusan pengungsi lainnya juga ditampung di Desa Ureng karena saat jebolnya natural dam Way Ela memilih menyelamatkan diri ke sana karena lokasinya bertetangga. Posko Penanggulangan Tanggap Darurat Bencana dan Pascabencana Natural Dam Wai Ela telah dialihkan dari desa Seith ke Dusun Tanjung Tentun di desa Negeri Lima.
Bencana alam itu mengakibatkan rumah yang rusak total maupun hanyut sebanyak 470 unit, SD sebanyak tiga unit, dua mushala serta masing-masing satu menara Telkomsel, sarana air bersih SMA, taman pengajian dan kantor KUD. Desa Negeri Lima yang memiliki lima blok permukiman saat musibah itu sebanyak tiga di antaranya hanyut, yakni Ulisihu, Elatua dan Henalelu, sedangkan dua lainnya yang aman yakni Henalalu dan Nau.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi korban banjir dan tanah longsor di Kota Ambon, pada Kamis (1/8) mengirimkan bantuan logistik sebanyak 24 ton dengan menggunakan dua pesawat Hercules TNI AU dari Lanud Halim PK ke Bandara Pattimura, Ambon. Berbeda dengan bencana jebolnya Bendungan Way Ela, proses penanganan bencana banjir ini masih terus dilakukan.
BNPB terus berkoordinasi dengan TNI, SAR Kota Ambon, TAGANA, PMI, serta warga untuk mengevakuasi korban serta pembersihan lokasi longsor. Pemkot Ambon memberikan bantuan makanan siap saji.
Sedangkan, BPBD Kota Ambon sudah memberikan bantuan logistik dan peralatan berupa 56 selimut, 115 matras, 239 terpal, 308 karung plastik, 5 gerobak, 1 unit alat komunikasi, 2 unit //family kit//, dan 12 paket sandang.
Sebelumnya diberitakan, Kota Ambon dalam dua pekan terakhir diserang bencana alam. Pekan lalu, bendungan alam Way Ella jebol dan menewaskan satu orang serta ribuan warga mengungsi. Sedangkan pekan ini, sebanyak 8 orang tewas, 5 orang hilang, 10 orang luka-luka, dan 31 rumah rusak akibat banjir dan longsor yang melanda Kota Ambon, Maluku, sejak Senin (29/7) malam hingga Selasa (30/7) siang. Aktivitas di Ambon lumpuh total akibat bencana tersebut.