Selasa 30 Jul 2013 14:04 WIB

Harga Daging Sapi Turun, Bos Artha Graha Gembira

Daging sapi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging sapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Artha Graha Grup Tomy Winata mengaku gembira dengan terkoreksinya harga daging sapi yang beredar di masyarakat ke nilai harga yang mendekati normal, yaitu Rp 65 ribu per kilogram (kg) dari semula yang mencapai Rp 100 ribu per kg. "Kami hanya ingin agar masyarakat kurang mampu bisa membeli daging sesuai dgn harga yang wajar. Kasihan rakyat kita kalau selalu jadi korban spekulan," katanya melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (30/7).

Pendiri Artha Graha Peduli (AGP) itu membuat gebrakan dengan menjual daging sapi impor murah ke pasar. Tomy menggelontorkan daging sapi pekan lalu dengan harga Rp 70 ribu per kg. Sekarang harga tersebut turun lagi dimana warga bisa membeli dengan harga Rp 65 ribu per kg. Penjualan daging murah ini akan berlangsung hingga menjelang Idul Fitri 1434 Hijriyah.

Tomy mengatakan spekulan daging itu membuat harga tinggi dan pada akhirnya pemerintah yang kena getahnya. "Ulah spekulan-spekulan tersebut berdampak pada marahnya rakyat yang kurang mampu," ujarnya.

Tomy mengaku tujuan utamanya adalah membantu menstabilkan harga, bukan untuk berbisnis daging, apalagi mencari untung. Dengan harga daging yang mendekati normal, maka dia puas karena "mission accomplished". Harga daging AGP bisa Rp 65 ribu per kg, lanjutnya, karena harga beli sekarang juga sudah lebih murah dan pihaknya membeli di lokal dari importir dan distributor. "Kalau semua pihak mau mengurangi untung sedikit saja maka harga daging pasti lebih terjangkau oleh masyarakat menengah," tambahnya.

Sekarang ini, menurut Tomy, AGP baru pada tahap mendukung masyarakat agar bisa membeli daging dengan daya beli yang lebih terjangkau. "Seharusnya ke depan andai dengan nilai tukar rupiah atas dolar sampai 11 ribu pun tidak ada alasan harga daging rakyat melampaui harga Rp 65 ribu," katanya.

Menjawab pertanyaan mengapa AGP terlibat dalam penyaluran daging sapi impor murah ini, Tomy mengatakan pihaknya lahir dan dibesarkan di Indonesia. Ia mencari nafkah dan berkarya di Indonesia. "Maka saat kondisi Indonesia sedang dihadapkan kesulitan seperti harga daging sapi melonjak, maka kami bersama-sama pemerintah wajib ikut membantu. Ini adalah salah satu cara membayar kembali kepada Indonesia yang telah melahirkan dan membesarkan saya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement