REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Serangan hama tikus yang tengah merajelala saat ini dinilai bisa mengancam stok pangan nasional, karena merusak hasil panen padi.
"Serangan hama tikus sangat membahayakan dan merugikan petani, bahkan dapat mengganggu stok pangan nasional," kata Dirut PT Pupuk Kujang Bambang Tjahjono di sela-sela gerakan "Gropyokan Hama Tikus" di Desa Binong, Subang, Jawa Barat, Ahad (29/7).
Untuk menyelamatkan stok pangan nasional tersebut, PT Pupuk Kujang yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), bersama BUMN pupuk lainnya menggalakkan program pemberantasan hama tikus, di sejumlah sentra produksi beras yang terkena serangan, termasuk Jawa Barat yang menjadi wilayah pemasaran pupuk Kujang.
"Ada tiga kabupaten yang terkena serangan hama tikus paling parah di Jawa Barat, yaitu Subang, Indramayu, dan Karawang," kata Bambang.
Oleh karena itulah, lanjut dia, pemberantas hama tikus difokuskan PT Pupuk Kujang pada tiga sentra penghasil beras utama di Jawa Barat itu.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Barat, sampai pertengahan Juli, kata Bambang, sekitar 3,9 ribu hektare sawah -- yang tersebar di sembilan kabupaten --diserang hama tikus, termasuk Subang, Karawang, Indramayu, Purwakarta, Cirebon, Bogor, Tasikmalaya, dan Bandung.
Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Endang Sutarsa, Subang merupakan daerah penghasil beras ke-6 terbesar di Indonesia, dengan produksi sebesar 1,15 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun ini.
"Kami berharap dengan gerakan pengendalian hama tikus, produksi di sentra padi nasional, khususnya di Jawa Barat, tidak terganggu secara signifikan," ujar Bambang.