Ahad 28 Jul 2013 23:03 WIB

Jebol dan Hancurkan Desa Negeri Lima, Dam Way Ela Akan Ditinjau Ulang

Kondisi pemukiman warga Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku, tersapu banjir bandang akibat jebolnya waduk Way Ela, Kamis (25/7).
Foto: Antara
Kondisi pemukiman warga Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku, tersapu banjir bandang akibat jebolnya waduk Way Ela, Kamis (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Ambon, 28/7 (Antara) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menegaskan kondisi natural Dam Way Ela, di Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku Tengah, pascajebol dan meluluhlantakkan Desa Negeri lima akan ditinjau dan diteliti ulang.

"Pascajebol keberadaan Dam Wae Ela akan diteliti ulang, sehingga bisa diketahui kondisi terkini, serta langkah-langkah penanganan selanjutnya, agar tidak membahayakan bagi warga Desa Negeri Lima yang bermukim di sekitarnya," kata Menteri Djoko Kirmanto, saat meninjau lokasi bencana alam tersebut, di Ambon, Minggu.

Djoko Kirmanto memanfaatkan waktu kunjungan yang hanya beberapa jam untuk melihat dari dekat kondisi Dam yang jebol pada Kamis siang (25/7), termasuk dari perbukitan yang terletak di sisi kiri natural dam tersebut.

Didampingi Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal serta sejumlah Dirjen Kementerian PU, Menteri melihat langsung kondisi terakhir Dam pascajebol serta kerusakan yang ditimbulkannya.

Dia mengatakan, sejak awal terbentuk natural dam akibat runtuhnya Gunung Ulak Hatu yang menutupi aliran Sungai Way Ela, penanganannya dilakukan berdasarkan saran para ahli, termasuk membangun saluran pelimpah air (spillway), tetapi akhirnya jebol sebelum selesai penanganan karena kondisi cuaca ekstrim serta tingginya curah hujan di Maluku.

"Pembangunan spillway ini atas saran dan masukan serta hasil analisa sejumlah ahli setelah melihat kondisi natural Dam yang terbentuk akibat gunung runtuh tersebut. Tetapi sayang bencana datang lebih cepat sebelum pekerjaannya rampung," katanya.

Menurut menteri ratusan miliar anggaran yang bersumber dari APBN telah dihabiskan untuk pembangunan saluran pelimpah air tersebut, termasuk normalisasi sungai dan pembuatan jalan alternatif, maupun sejumlah langkah penanganan lainnya.

Dia menambahkan, langkah penanganan lanjutan pasca bencana akan dibicarakan dengan kementerian terkait serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), baik untuk natural dam maupun penanganan para pengungsi.

"Penanganannya akan dibicarakan dan dibahas dengan Kepala BNPB Syamsul Muarif, terutama menyangkut nasib warga yang menjadi korban bencana alam tersebut," ujarnya.
Terpenting, tanda Menteri Djoko Kirmanto, semua langkah penanganan yang dilakukan harus dilaksanakan dengan baik dan tertanggung jawab sehingga bencana alam tersebut tidak terulang.

Menteri juga menekankan penyediaan berbagai prasarana dasar bagi warga di lokasi penampungan sementara, diantaranya penyediaan fasilitas air minum, kamar mandi dan WC umum haruslah mencukupi kebutuhan.

"Memang berbagai prasarana ini tidak bisa dilakukan sesuai keadaan normal, tetapi harus mencukupi sehingga tidak menimbulkan dampak negatif lainnya," tandasnya.

.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement