Ahad 28 Jul 2013 13:30 WIB

Jatim Minim Lampu Penerang Jalan

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Djibril Muhammad
Lampu penerangan jalan umum
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Lampu penerangan jalan umum

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Persiapan jalur mudik di Jawa Timur masih dianggap minim. Selain pembangunan infrastrukutur jalan yang belum sempurna, lampu peneranganan dan rambu lalu lintas juga tidak terpenui secara lengkap di setiap ruas jalan.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Wahid Wahyudi mengatakan, hanya 20 persen ruas jalan yang sudah difasilitasi lampu penerangan. Namun, dia menambahkan, pihaknya melihat sisi prioritas kebutuhan masyarakat di beberapa titik yang memang dianggap butuh penerangan.

"Saya mengakui masih minim, karena faktor keterbatasan," kata Wahid kepada Republika, Ahad (28/7).

Berdasarka informasi yang dihimpun Republika, minimnya lampu penerang jalan terdapat di beberapa ruas seperti Jalan Raya Madiun menju Caruban, jalur Kota Kediri dan Malang. Selain itu, dari Sidoarjo menuju Bangil, Pasuruan, Ngopak hingga Tongas, Probolinggo dan Krakasan hingga Paiton juga terpantau gelap gulita di malam hari.

Kemudian, terkait rambu lalu lintas yang disediakan, kata Wahid, pihaknya juga hanya mampu menempatkan pada titik tertentu, tidak semua ruas jalan.

Sebab, untuk jalur utama akan lebih diprioritaskan pada kordinasi petugas di lapangan, sehingga pengawasan dan penguraian kemacetan dapat langsung terakomodir.

Namun, dia mengatakan, pada jalur alternatif semua marka jalan hingga penunjuk arah sudah disiapkan. Dan kondisi jalan secara kontruksi 85 persen dinilai siap dilintasi kendaraan, sehingga bila terjadi kepadatan, masyarakat dapat melalui jalan tersebut.

"Kami menyediakan peta jalur alternatif di rest area Jembatan Timbang," ujarnya.

Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Jawa Timur I Made Sukartha mengatakan, meski 60 persen jalan dianggap kadarluwarsa, namun 1.700 kilometer jalan provinsi sudah siap dilintasi pemudik. Namun untuk antisipasi, pihaknya menyiapkan 19 posko lebaran di beberapa lokasi rawan.

"Walau H-10 pengerjaan proyek jalan dihentikan sementara, namun penambalan serta perawatan jalan tetap berlangsung di kawasan yang menjadi pantauan posko mudik," kata Made.

Wakil Menteri Perhubungan, Bamban Susantono mengatakan, beberapa titik yang memang dinilai minim persiapan mulai dari marka jalan hingga lampu penerangan, akan segera diupayakan agar dapat tersedia. Namun bila tidak terpenuhi, dia membebani persoalan tersebut pada kinerja petugas di lapangan.

Selain itu, saat ini perkembangan teknologi harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna jalan selama musim mudik lebaran 2013. Dia mengatakan, akses jejaring sosial dianggap menjadi sumber informasi sekaligus pantauan kondisi lalu lintas.

"Masyarakat harus waspadai kondisi yang akan ditempuh, mulai dari kemacetan hingga situasi jalur alternatif," ujarnya.

Dia juga mengatakan, saat ini hampir semua instansi yang melayani transportasi publik tentunya memiliki media sosialisasi. Dia juga meminta agar informasi terus diperbarui agar masyarakat dapat menyimaknya secara berkelanjutan, khususnya masalah cuaca yang belakangan ini dinilai berubah-ubah.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar kordinasi bersama di Hotel Bumi, Surabaya, Jumat (26/7). Kegiatan tersebut dihadiri beberapa elemen yang dinilai terlibat langsung mengatasi mudik lebaran seperti dinas perhubungan, jajaran kepolisian, pengusaha transportasi dan pengumudi angkutan umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement