REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam tidak menghalalkan tindak kekerasan secara semena-mena, apalagi berlaku dzalim terhadap sesama, kata Presiden SBY.
Menurut Presiden, apapun alasannya, tindakan kekerasan tentu tidak dibenarkan. Apalagi tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama atau berdalih menegakkan agama.
Presiden berpendapat, tindakan di luar ketentuan hukum dengan alasan apapun hanya akan menimbulkan kekacauan dan keonaran.
"Tidak boleh ada sekelompok orang yang dengan sesuka hatinya melakukan tindakan main hakim sendiri. Perintah amar ma’ruf nahi munkar, harus dijalankan dengan aturan yang benar," kata Presiden SBY saat memberikan sambutan di peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jumat (26/7) malam.
Kita, masih kata Presiden, memiliki aturan dan pranata hukum yang harus kita taati bersama. "Hukum harus ditegakkan. Keamanan dan ketertiban masyarakat, juga harus dijamin dan dijaga," papar Presiden.
Lebih jauh Presiden mengingatkan, Indonesia adalah negara majemuk. Karena kemajemukannya itu, maka keadilan dan toleransi sangatlah diperlukan dan menjadi aspek yang penting. Jika tidak ada kedua hal itu, dikhawatirkan negara dan bangsa bisa hancur.
“Mari kita pedomani Alquran untuk menjaga kehidupan yang harmoni. Marilah kita berkaca dari pengalaman kita sendiri dan juga pengalaman Negara-negara lain, bahwa egoisme yang berlebihan apalagi dalam bentuk radikalisme, hanya akan merugikan kehidupan dan masa depan bangsa kita," tutup Presiden.