Jumat 26 Jul 2013 13:19 WIB

Tanah Abang Bisa Jadi Pusat Wisata Belanja, Ini Solusinya

Pedagang Kaki Lima (PKL) memadati jalanan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pedagang Kaki Lima (PKL) memadati jalanan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk menata pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat dinilai positif.

''Rencana relokasi PKL di Tanah Abang bisa menciptakan kenyamanan bagi pembeli agar terhindar dari kemacetan,'' ujar calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan DKI Jakarta, Rommy, Jumat (26/7).

Menurut Rommy, relokasi juga bertujuan agar para PKL lebih tertata dan tetap bisa mencari nafkah.  ''Akan tetapi memang agak sulit, karena di mana-mana usaha untuk memindahkan orang yang berjualan turun-temurun di sebuah lokasi pastinya akan berdampak pada omzet pedagang,'' tuturnya.

Rommy menilai kesemrawutan di pusat perbelanjaan Tanah Abang terjadi bukan hanya karena PKL yang berjualan di bahu jalan, tapi juga akibat parkir liar yang dibeking preman.

''Setiap blok bisa empat sampai lima penjaga parkir. Nah, inilah yang menjadi kerjaan yang agak repot untuk pak Jokowi-Ahok,'' ungkap Rommy. Meski begitu, asal Pemprov berani menindak tegas dan tata kelola relokasi dilakukan secara berkelanjutan, pihaknya optimistis penataan kawasan Tanah Abang akan berbuah manis untuk semua pihak.

Selain itu, kata Rommy,  yang membuat macet dan semrawut Tanah Abang adalah pintu masuk dan keluar parkir yang terbatas.  ''Sehingga arus masuk keluar itu banyak kendaraan membuat kemacetan.''

Menurut Rommy,  jika rute lalu lintas yang telah digagas Jokowi serta pintu masuk keluar yang tidak hanya terpusat pada satu titik,  maka kemacetan bisa teratasi.

 

''Dengan banyaknya jalur trayek ke arah tanah abang dan juga alternatif masuk-keluar ke gedung parkir, maka diharapkan kendaraan tidak berjejal di area ini.''

Lalu yang paling penting lagi, papar Rommy, adalah penataan angkot yang selalu ngetem di dekat gedung-gedung sepanjang blok. Hal itu, kata dia, menyebabkan sesaknya jalan yang memang sudah sempit.

''Jika tata kelola dilakukan secara komprehensif, maka kebijakan relokasi ini mestinya membuat Tanah Abang sebagai pusat wisata belanja yang akan makin diminati pengunjung,'' cetusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement