Rabu 24 Jul 2013 23:55 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Kurangi Makan Daging Sapi

Pedagang memotong daging sapi lokal dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7). Penolakan pedagang terhadap daging impor milik Bulog terjadi di sejumlah pasar di Jakarta. Selain stok masih ada, pedagang beralasan kualitas daging impor milik Bulog k
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pedagang memotong daging sapi lokal dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7). Penolakan pedagang terhadap daging impor milik Bulog terjadi di sejumlah pasar di Jakarta. Selain stok masih ada, pedagang beralasan kualitas daging impor milik Bulog k

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pemkot Balikpapan mengimbau warga menganekaragamkan menu masakan sehingga mengurangi konsumsi daging sapi yang dewasa ini mahal harganya.

Untuk kebutuhan akan protein, banyak sekali bahan makanan di pasar selain daging sapi, misalnya ikan laut, ikan air tawar, telur, juga tahu dan tempe yang murah namun bergizi tinggi, kata Asisten II Sekretaris Kota Balikpapan Bidang Ekonomi dan Kesra, Sri Soetantinah, Rabu (24/7).

Pada bulan Ramadhan sekarang harga daging sapi di pasar-pasar Balikpapan mencapai Rp 110-Rp 120 ribu per kg. Di pasar swalayan harganya Rp 80.000 per kg. Bila pasokan cukup, harga daging sapi bisa kembali normal di kisaran Rp 85.000 per kg.

"Teman-teman yang vegetarian bahkan jago sekali mengolah jamur menjadi masakan serasa daging. Itu mungkin bisa ditiru," kata Soetantinah.

Harga mahal daging, seperti juga banyak komoditas lain, diakui oleh Pemkot, memang karena Balikpapan tergantung pasokan dari luar.

Stok daging yang jauh di bawah kebutuhan membuat harganya melangit sejak awal 2013.

Selain daging sapi, harga daging ayam juga melonjak walau fluktuatif. Saat ini harga ayam potong berada di kisaran Rp38.000 per ekor.

Daging sapi yang beredar di pasaran di Balikpapan berasal dari beberapa tempat, antara lain Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, hingga impor dari Australia dan Selandia Baru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement